DIDADAMEDIA, Bandung - Berdasarkan data dari Dinas Pemadam Kebakaran di salah satu kota besar di Indonesia, telah terjadi kebakaran sebanyak 1.047 di tahun 2016 dan 754 kasus disebabkan listrik.
Sedangkan di tahun 2017 terjadi 1.185 kejadian, 851 diantaranya disebabkan listrik. Penyebab kebakaran antara lain perawatan tidak sesuai standar, terdapat bagian listrik terbuka, isolasi kabel buruk, terjadi overload pada sistem instalasi listrik, kerusakan pada sistem instalasi listrik, penggunaan peralatan instalasi listrik standar, serta kondisi listrik buruk.
Menuju seabadnya Institut Teknologi Bandung (ITB), maka diadakanlah seminar bertemakan Industri 4.0. Ini merupakan industri yang menggabungkan teknologi otomatisasi dengan cyber technology. Ada lima sektor industri menjadi pendorong perkembangan Industri 4.0, yaitu minuman, kimia, tekstil, elektronik/listrik dan otomotif.
Menurut Mr Collin May, Director East & Southeast Asia, mengatakan pada Industri 4.0 dalam hal elektronik/listrik dan otomotif harus mempunyai tembaga yang memiliki Standart Nasional Indonesia (SNI).
Tembaga memiliki tingkat konduktif 30% lebih tinggi dibandingkan logam lainnya yang berarti meningkatkan efisiensi, sedangkan dalam otomotif tembaga merupakan material kunci untuk transportasi menjadi lebih bersih. Pada mobil listrik, jumlah penggunaan tembaga 4 kali lebih banyak dibandingkan mobil konvensional.
BACA JUGA :
“Ini adalah sebuah kenyataan umum tidak hanya di Indonesia tapi di beberapa negara bahwa pengguna atau konsumen tidak peduli dengan kabel listrik di rumahnya. Orang-orang mengira bahwa kabel listrik dirumah mereka sudah aman dan sistem pelistrikannya sudah diatur dan dicek.” tambah Mr Collin May.
Dengan maraknya kebakaran di pemukiman warga dan perkantoran tersebut, maka International Copper Association (ICA) Southeast Asia dan Provinsi Jawa Barat akan melakukan kampanye keselamatan kelistrikan dengan Safety, Green and Smart Electricity. Hal ini ditandai dengan pemberian sertifikasi gratis bagi instalatir listrik. Sertifikasi kompetensi ini diperlukan para tenaga ahli untuk menunjang kredibilitasnya. Kegiatan akan dilakukan mulai tahun 2019 hingga akhir tahun 2024.
Lewat kerjasama tersebut juga akan memberikan inspeksi listrik gratis bagi warga Jawa Barat dan edukasi pada masyarakat mengenai bahaya kebakaran dan pentingnya Sertifikat Laik Operasi (SLO) bagi pemilik rumah tinggal.
ICA dan Aliansi Tembaga bekerjasama di bidang-bidang manfaat sosial yang luas, termasuk pembangunan ekonomi, energi berkelanjutan, mitigasi/adaptasi perubahan iklim, kesehatan masyarakat, inovasi teknologi, dan mensosialisasikan pentingnya menggunakan kabel listrik yang terbuat dari tembaga untuk mengurangi risiko kebakaran di perumahan.