May Day, Jangan ada Lagi 'Harga Teman'

may-day-jangan-ada-lagi-harga-teman . (Ilustrasi/net)

DIDADAMEDIA, Bandung - Hari ini seluruh pekerja memperingati Hari Buruh Internasional atau yang dikenal dengan istilah May Day yang jatuh setiap 1 Mei.

Biasanya May Day diwarnai aksi demontrasi para pekerja pabrik yang menuntut kenaikan upah layak serta kesejahteraan para buruh.

Namun sebenarnya buruh itu dalam artian kamus KBBI ialah orang lain yang bekerja untuk orang lain dan mendapatkan upah. Jadi buruh tidak melulu hanya pekerja pabrik.

Di balik setiap peringatan May Day yang kerap mendengar kenaikan upah para buruh, ternyata masih banyak pekerjaan yang tidak mendapat apresiasi atau bayaran jasa yang seharusnya.

Adanya perumpamaan 'Harga Teman' kerap menjadikan jasa seseorang tidak ada harganya untuk di apresiasi.  Seperti halnya dialami Septian Aoladi, pemuda asal Cijerah, Kota Bandung. Bekal keahliannya sejak duduk di bangku kuliah, dirinya menggeluti bidak video maker.

Dia kerap mendapat pesanan-pesanan untuk membuat video. Namun begitu, sayangnnya karyanya tidak di hargai hanya dengan kalimat harga teman.

"Yah kalau kita mau produksi itu gak murah, belum lagi waktu yang panjang. Kesel juga kalau di bilang, ke temen mah jangan mahal-mahal lah. Dia gak tahu sekolah kita mahalnya kayak apa, udah minta murah pengen bagus lagi," kata pria 25 tahun itu.

Umpama harga teman juga pernah di rasakan Abdan Syakura. Diusianya yang baru menginjak 23 tahun, dirinya terbilang sukses membidangi dunia fotografi.

Selain kesehariannya menjadi seorang jurnalis foto di salah satu media nasional, Abdan kerap juga diminta jasanya untuk merekam dokumentasi.

"Sering ngambil wedding, terus acara-acara resmi juga suka di minta untuk dokumentasinya," katanya saat ditemui di Bandung.

Namun begitu, tidak dapat apresiasi dengan karyanya, Abdan mengatakan sudah jenuh akan hal tersebut. Pekerjaan sampingannya itu mulai perlahan ia tinggalkan.

"Males ajalah sekarang mah. Yah kebanyakan begitu, harg temen lah, ke temen lah. Lha waktu saya beli kamera aja, gak pakai harga temen. Nah ini minta di dokumentasiin dengan harga temen, heran aja sama orang yang begitu," katanya.

Dengan begitu, pekerja profesi selayaknya patut mendapat apresiasi. Sama halnya dengan para buruh pabrik, mereka juga sama memerlukan lebih dari harga temen untuk memenuhi kebutuhan seperti hal lainnya.


Editor: redaktur

Komentar