DIDADAMEDIA, Bandung - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil memastikan Pemprov Jabar berkomitmen terus berusaha meningkatkan literasi masyarakat Jawa Barat melalui berbagai program yang langsung menyentuh masyarakat.
Literasi perlu ditingkatkan karena dia menyebut Indonesia berada di peringkat 60 dari 61 negara yang disurvei dalam hal minat baca. Rendahnya literasi pula yang menyebabkan banyak hoaks bertebaran di media sosial.
"Kenapa hari ini banyak berita bohong dan hoaks karena mayoritas kita ngga suka membaca mendalami, tapi baca judul, terbawa emosi, akhirnya waktu habis untuk membahas hal yang tidak perlu dibahas," ujar pria yang akrab disapa Emil saat membuka acara Festival Literasi 2019 'Habis Gelap Terbitlah Terang' di Gedung Sate, Bandung, Sabtu (20/4/2019).
Emil memaparkan sejumlah rencana agar masyarakat rajin membaca buku, satu di antaranya adalah mengintruksikan kepala daerah di Jabar agar siswa mulai tingkat PAUS, TK, SD, SMP hingga SMA membaca buku dahulu sebelum masuk kelas. Gerakan ini diakuinya sudah diterapkan di Kota Bandung saat dia masih menjabat Walikota, dan siap diangkat ke Jabar.
BACA JUGA :
"Baca bukunya yang buku berimajinasi, soal astronomi, superhero, atau apapun itu terserah," tambahnya.
Tak hanya siswa, Emil juga akan memulai tradisi agar setiap kepala dinas di lingkungan Pemprov Jabar satu bulan sekali wajib baca buku dan di akhir bulan mempresentasikan resensi buku bacaannya. "Contohnya buku teori generasi bagaimana generasi Z berpikir, kalau dihatamkan bisa paham bagaimana berpikir mereka berbeda dengan kita, saya ingin seperti itu," imbuhnya.
Adapun infrastruktur literasi yang sudah ada yakni Kolecer (Kotak Literasi Cerdas), Emil meminta kepada bunda literasi daerah untuk memperbanyak kotak bacaan tersebut. Sementara perpustakaan desa juga tengah dipersiapkan pemerintah untuk satu desa satu perpustakaan.
Dia berharap lomba-lomba bertemakan literasi seperti lomba mendongeng bisa digencarkan di seluruh kabupaten/kota. Semua upaya tersebut tidak terlepas agar Jawa Barat siap menghadapi tantangan di era 4.0 karena masyarakatnya cerdas.
"Indeks kebahagiaannya Indonesia itu tinggi, kalau digabung dengan indeks membaca Insyaallah jadi negara percontohan," pungkasnya.