Di Posko Relawan, Sandiaga Uno Pantau Seluruh Saksi se-Indonesia

di-posko-relawan-sandiaga-uno-pantau-seluruh-saksi-se-indonesia Sandiaga Uno menyampaikan keterangan pers di posko relawan capres/cawapres nomor urut 02. (Foto-foto: Rizky Perdana/PindaiNews)

DIDADAMEDIA, Jakarta - Sebelum menunggu proses hitung cepat atau quick count, Calon Wakil Presiden Nomor Urut 02, Sandiaga Uno mengecek kesiapan para relawan terkait pemantauan saksi-saksi TPS di posko relawan 02 di Hotel Ambhara, Jakarta, Rabu (17/4/2019) siang.

Di sana para relawan menggunakan aplikasi yang dinamakan 'ayojagatps' untuk mendapatkan informasi dan data-data seputar Pemilu 2019 dari setiap saksi yang sudah tersebar di TPS dari seluruh provinsi di Indonesia.

Sandi mengapresiasi inisiatif para relawan membantu pengawasan Pemilu 2019 agar berjalan sesuai aturan. Menurutnya, inovasi tersebut menjadi sebuah bentuk pergeseran budaya dari politik berbayar menjadi politik partisipatif yaitu politik yang penuh sumbangsih dari relawan

"Dan saya berterimakasih sama relawan, yang melapis agar kita bisa mendapatkan datadata dari saksi. Saya betul-betul terharu," ujar Sandi.

Sandi mengungkapkan, aplikasi 'ayojagatps' berguna untuk memantau hasil dari 810 ribu-an TPS dan dikerjakan oleh lebih dari dua juta relawan yang tersebar se-Indonesia. Dia menilai, inovasi semacam itu hanya dapat terjadi karena penuh keterbatasan di pihaknya.



"Begitu ada keterbatasan, ternyata Allah membukakan jalan. Sungguh inovasi-inovasi dan terobosan-terobosan.Kita bangsa besar, untuk maju kita harus bersatu," tandasnya.

Sementara itu, Direktur Relawan Badan Pemenangan Nasional (BPN), Ferry Mursyidan Baldan menuturkan, hasil pemantauan dari seluruh saksi ini akan menjadi bukti jika terjadi perbedaan perhitungan suara di Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Sebab, semua perhitungan dari saksi dan KPU harus sama dengan dasar form C1 Plano (catatan hasil perhitungan suara).

"Ya kita tanya. Karena kita punya dasarnya kita tanya loh kok bisa berbeda. Nah ini lah dasarnya C1 plano menjadi dasar kita. Itu harus sama. Ya darimana kok rekapitulasi suara KPU bisa berbeda dengan C1 plano," ucapnya.


Editor: redaktur

Komentar