DIDADAMEDIA, Bandung - Kompetisi Liga 1 2019 dipastikan bergulir tanpa adanya Video Assistant Referee (VAR). Kepastian tersebut ditegaskan dalam regulasi Liga 1 2019 yang baru saja diterbitkan PT Liga Indonesia Baru (LIB), selaku operator kompetisi resmi sepak bola Indonesia itu.
Sebelumnya wacana penggunaan VAR di Liga 1 sempat booming. Banyak pihak menganggap kompetisi strata tertinggi sepak bola Indonesia itu harus menggunakan VAR, demi kemajuan dan peningkatan kualitas pertandingan di kompetisi.
Sebab, VAR sendiri sudah digunakan di berbagai kompetisi elit dunia. Bahkan Liga Thailand sudah menggunakan teknologi tersebut.
Namun karena berbagai hal, harapan penggunaan VAR di Liga 1 belum bisa direalisasikan. Pelatih Persib, Miljan Radovic, turut berkomentar. Sebelumnya dia mendukung penggunaan VAR di sepak bola Indonesia, dengan kabar itu cukup menyayangkan.
"Saya berharap VAR, kamu lihat selalu game di Eropa di manapun, semua ada probleme. Tapi setelah ada VAR, kita bisa main normal. Saya berharap ada VAR, tapi kalau tidak ada ya tidak apa-apa," kata Radovic di Lapangan Sabuga, Kota Bandung, Jumat (12/4/2019).
BACA JUGA :
Meski begitu, Radovic berharap, teknologi VAR bisa digunakan di sepak bola Indonesia suatu hari nanti. Melihat kegunaan dan fungsi VAR yang positif. Seperti diketahui VAR merupakan salah satu teknologi yang berkembang di dunia sepak bola, dengan tujuan utama, membantu meningkatkan kinerja wasit di lapangan.
Dengan VAR, wasit bisa terbantu dalam mengambil keputusan mengenai sebuah gol, penalti, kartu merah, dan kesalahan identifikasi. Teknologi tersebut diharapkan mampu membantu wasit untuk mengurangi keputusan kontroversial.
"Itu adalah opini pribadi saya untuk sepakbola Indonesia menjadi lebih baik. Saya tegaskan, itu adalah opini saya secara pribadi," kata Radovic.
Tak Semudah Membalikkan Telapak Tangan
Kendati demikian, penggunaan VAR di sepakbola Indonesia itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Ada banyak hal yang memengaruhi, salah satunya terkait infrastruktur stadion di Indonesia yang rata-rata belum menunjang penggunaan VAR.
Menerapkan teknologi VAR, tidak bisa digunakan dengan alat ala kadarnya. Tidak cukup dua atau tiga kamera untuk menunjang penggunaan teknologi tersebut. Untuk mendapatkan kinerja yang sesuai dengan standar, penggunaan VAR membutuhkan sedikitnya 20 kamera yang ditempatkan di berbagai sudut stadion.
Dilansir dari Tirto.id, Direktur Bagian Olahraga ANTV, Reva Deddy Utama, pesimistis atas realisasi penggunaan VAR di Liga Indonesia bisa direalisasikan dalam waktu singkat. Mengingat infrastruktur sepak bola di Indonesia yang belum memadai.
“Pakai VAR itu diperlukan sekurangnya 20 kamera dalam satu pertandingan. Stadion di Indonesia memasang 8 kamera saja sudah sulit. VAR juga menuntut kamerawan dengan kemampuan yang bagus. Kamerawan kita belum bisa mengoperasikan kamera secara detail seperti di World Cup sekarang,” katanya.