DIDADAMEDIA, Bandung - Para kandidat Calon Legislatif (Caleg) Pemilu Serentak 2019 dinilai belum berupaya serius menggaet generasi milenial. Padahal kaum muda itu memiliki kecenderungan untuk golput jika tidak berhasil diyakinkan oleh para peserta Pemilihan Legislatif (Pileg).
Pengamat Politik dari Unpad Firman Manan mengatakan, mesin partai politik dan kandidat Pileg harus bekerja keras meyakinkan milenial dengan media komunikasi yang sesuai dengan isu prioritas generasi muda.
Dia mencontohkan, caleg boleh saja mengangkat isu lapangan kerja, namun harus jenis pekerjaan yang disukai milenial yaitu seperti potensi Startup bidang IT, bukan sekadar pekerjaan konvensional.
"Lalu milenial itu ada dua hal yang bisa membuat tertarik kepada kandidat. Pertama kandidat punya kedekatan emosional, dan kedua menginspirasi. Tapi itu belum efektif selama ini, masalahnya karena Pileg tertutup oleh Pilpres dan menyebabkan ruang gerak bagi caleg agak terbatas," ujar Firman di Bandung, Selasa (2/4/2019).
Firman mengakui, Pileg memang kurang terkekspos sehingga kemungkinan milenial tidak tertarik terhadap Pileg cukup besar. Sementara Pilpres diyakini sudah banyak terinformasikan, disamping itu kandidatnya lebih sedikit dari Pileg, yakni hanya dua Paslon.
Artinya jika mesin partai dan caleg tidak bisa meyakinkan milenial untuk memilih, maka tidak menutup kemungkinan milenial hanya akan mencoblos partainya saja atau bahkan golput.
"Karena mereka tidak tau siapa kandidat dan visi misi programnya. Kalau Pilpres sudah banyak dapat info dan lebih mudah karena hanya dua paslon dan terekspos media lebih besar," pungkasnya.