SKM Bukan Susu, YAICI Ubah Stigma Masyarakat

skm-bukan-susu-yaici-ubah-stigma-masyarakat Ketua Harian Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) Arif Hidayat. (Tri Widiyantie/PINDAINEWS)
DIDADAMEDIA, Bandung - Susu Kental Manis (SKM) yang sudah berpuluh-puluh tahun dijadikan sebagai konsumsi utama susu, ternyata berdampak pada lambatnya kasus penanganan gizi buruk. Hal itu disebabkan nilai protein yang terkandung dalam SKM sangat minim dari pemenuhan utama susu. 

Menurut Ketua Harian  Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) Arif Hidayat, stigma yang tertanam hampir 100 tahun tentang SKM yang menjadi kebutuhan utama susu kini berefek buruk terhadap tumbuh kembang anak.

"Bahkan di daerah yang notabenenya masih kota, Tidak sedikit ibu yang memberikan SKM sebagai bahan utama susu. Mirisnya lagi dijadikan sebagai susu pengganti ASI," katanya kepada DIDADAMEDIA. 

Stigma itu akhirnya harus diubah hingga mendorong YAICI bersama PP Aisyiyah menjalin kerja sama edukasi untuk masyarakat "Pangan Sehat Gizi Seimbang" yang dilakukan secara bertahap di beberapa kota di antaranya Bandung, Banten, dan NTB. 

Lewat ajang tersebut, pihaknya bersama para kader melakukan sosialisasi tentang SKM yang sebetulnya bukanlah susu melainkan toping atau pelengkap hidangan.

"Kadar proteinnya sangat rendah jauh sekali dari kebutuhan bayi atau anak untuk mendapatkan kadar protein dari susu. Dan sayangnya banyak sekali masyarakat yang belum paham tentang kondisi ini. Untuk itulah kami hadir" terang Arif.

Lebih jauh Arif menambahkan, faktanya, di lapangan masyarakat belum banyak yang paham tentang SKM. Namun, dengan sosialisasi yang dilakukan langsung lewat diskusi dan edukasi, masyarakat mulai memahami. Terlebih, lanjutnya, saat dijelaskan jika pemberian SKM sebagai bahan utama susu akan berdampak terhadap gizi buruk. 

"SKM bukan susu, ketika dijelaskan kadar susu dan efek sampingnya jika digunakan sebagai minuman susu utama, mayoritas dari mereka langsung mengerti dan mau beralih. Artinya, ketidaktahuan selama ini menjadi faktor utama SKM digunakan sebagai minuman susu utama," paparnya. 

Pihaknya pun sejak 2017, sudah mulai gencar mengubah stigma tersebut dengan mulai mendatangi beberapa tempat di Indonesia. Sebut saja, Jakarta, Tangerang, Bengkulu, Semarang, Surabaya , Bandung, NTB.

"Hampir mayoritas belum tahu tentang kadar dan kandungan SKM. Karena itu, kita bersama pemerintah, BPOM serta para kader kerjasama untuk mengubah stigma tentang SKM," tandasnya. 


Editor: redaktur

Komentar