DIDADAMEDIA, Bandung - Sejumlah kalangan masyarakat yang tergabung dalam organisasi Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Bandung Raya mendeklarasikan diri untuk memerangi hoaks dan menggalakkan literasi, di area Car Free Day (CFD) Dago, Bandung, Minggu (31/3/2019) pagi.
Plh Koordinator Mafindo Bandung Raya, Hadi Purnama mengatakan, berdasarkan pantauan pihaknya sejak setahun lalu, penyebaran hoaks di Jawa Barat tertinggi se-Indonesia sehingga disebut zona merah hoaks. Maka dari itu lewat deklarasi dan sosialisasi ini menandai momentum untuk menggalakkan program literasi hoaks di Jabar.
Hadi mengatakan, sebenarnya kegiatan Mafindo dalam memerangi hoaks tidak hanya menjelang Pemilu Serentak 2019, sebab di luar itu hoaks masih menyebar luas. Dari hasil riset, hoaks lain yang banyak beredar selain politik adalah hoaks seputar kesehatan dan berkaitan dengan agama.
"Jadi pagi ini menandai deklarasi masyarakat anti hoax untuk wilayah Bandung raya dan ini penanda dimulainya kegiatan literasi di kita bagi masyarakat Mafindo bagi wilayah Bandung dan sekitarnya maupun masyarakat Jawa Barat pada umumya. Kebetulan deklarasi ini dilaksanakan sebelum hari pencoblosan, itu hanya kebetulan saja," ujar Hadi.
Adapun sasaran meningkatkan literasi dan memerangi hoaks lebih kepada generasi muda yang aktif media sosial. Pasalnya hoaks kerap menyerang para pengguna media sosial dengan berbagai ciri-ciri khusus, seperti judul bombastis, narasi sangat persuasif namun tanpa rujukan informasi resmi.
"Kita sudah mulai memasyarakatkan mengganti penamaan fake news itu jadi miss information, kita juga mengedukasi masyarakat apa itu hoax atau fake news kepada masyarakat. Sekarang tumbuhnya saat perkembangan media sosial dan seiring dengan banyaknya pengguna internet di indonesia sudah lebih dari 70 persen dari total 260 juta penduduk di indonesia, jadi concern kami di generasi muda," paparnya.
Dalam waktu dekat pun tepatnya tanggal 12 April, Mafindo akan menggelar workshop yang diikuti oleh kegiatan lainnya seperti pelatihan, melibatkan masyarakat, komunitas, aktivis, mahasiswa, pelajar bahkan juga kalangan ibu rumah tangga soal bahaya hoaks. Diharapkan juga nanti masyarakat sadar bahaya hoax, dan masyarakat juga banyak yang berpartisipasi dalam acara tersebut," pungkasnya.