DIDADAMEDIA, Jakarta - Ketua DPR RI Bambang Soesatyo mengajak seluruh pihak menghentikan kampanye hitam terhadap kedua sosok calon presiden, yakni Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
Bamsoet, sapaan akrab Bambang Soesatyo, mengingatkan dua sosok calon presiden yakni Joko Widodo dan Prabowo Subianto, telah menyatakan kekecewaan dan terluka akibat fitnah yang ditujukan kepada keduanya.
"Refleksi kekecewaan kedua capres yang diungkap dalam debat keempat Pilpres 2019 itu hendaknya mendorong semua pihak mengakhiri kampanye hitam," ujar Bamsoet dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (31/3/2019).
Bamsoet mengatakan dalam debat keempat Prabowo mengaku tidak nyaman karena dituduh pro-khilafah. Sedangkan Jokowi mengaku selama ini memendam perasaan karena dituduh PKI.
Menurut Bamsoet, kendati pengakuan kedua capres tampak semata-mata sebagai adu argumentasi dalam debat, pengakuan itu jelas-jelas memperlihatkan kekecewaan kedua sosok capres. "Bahkan Prabowo sampai harus mengungkap sekilas latar belakang ibu yang melahirkannya," ujar Bamsoet.
Dia menekankan fakta dari debat keempat Pilpres 2019 itu hendaknya menyadarkan semua elemen masyarakat bahwa dua sosok capres Indonesia yang terpilih untuk berkompetisi dalam pemilihan presiden pada 17 April 2019 mendatang sudah menjadi korban kampanye hitam bermuatan fitnah dan ujaran kebencian.
Padahal, kata dia, untuk menyandang status capres, baik Joko Widodo maupun Prabowo Subianto sudah melalui berbagai tahapan proses seleksi. Sehingga, ujar dia, semburan fitnah yang bertujuan mencoreng citra atau kredibilitas kedua sosok capres itu sama sekali tidak masuk akal.
"Fitnah terhadap kedua sosok capres berpotensi merusak akal sehat. Sebab masyarakat dicekoki pemahaman bahwa institusi negara penyelenggara pemilu bisa meloloskan pribadi bermasalah untuk mengisi jabatan presiden," katanya.
Karena itu, kata Bamsoet, kampanye hitam terhadap dua kandidat presiden RI harus dihentikan. Sebab, fitnah dan ujaran kebencian yang ditujukan ke pribadi capres Joko Widodo maupun capres Prabowo Subianto sama artinya dengan merendahkan martabat bangsa Indonesia.
"Harap diingat bahwa kedua sosok ini tampil sebagai Capres berdasarkan aspirasi masyarakat Indonesia," katanya.