DIDADAMEDIA, Surabaya - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) melalui anak usaha PT PGN LNG Indonesia (PLI), bekerja sama dengan PT Pelindo III (Persero) membangun terminal gas alam cair (LNG) di Teluk Lamong, Jawa Timur.
Pembangunan terminal LNG itu ditargetkan beroperasi pada kuartal keempat 2019. Setelah perampungannya, PLI siap mengoperasikan terminal untuk melayani kebutuhan energi selain di Jawa Timur, juga untuk Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Dalam proses pembangunan terminal LNG dan seluruh fasilitasnya, PT Pelindo Energi Logistik beserta PLI menggarap pengerjaannya bersama. Kerja sama ini pun sejalan dengan optimalisasi sinergi antar perusahaan pelat merah. Terminal LNG Teluk Lamong akan menjadi obyek vital bagi pembangunan ekonomi dan mobilitas transportasi di Pulau Jawa.
Pada fase pertama, Terminal LNG Jawa Timur akan memiliki kapasitas regasifikasi sebesar 30 BBTUD, yang nantinya akan dikembangkan sesuai dengan pertumbuhan kebutuhan energi di Jawa Timur dan sekitarnya.
Sejalan dengan itu, maka terminal LNG juga menjadi solusi untuk menyediakan tambahan pasokan gas hasil regasifikasi LNG untuk pelanggan PGN Group yang telah menerima penyaluran gas melalui jaringan pipa, baik pelanggan industri, ritel, maupun kelistrikan, khususnya untuk wilayah-wilayah yang tidak dapat dijangkau dengan jaringan pipa PGN.
Selain itu, Terminal LNG Jawa Timur pada pengembangannya juga diharapkan dapat menyediakan fasilitas pengisian LNG dengan moda LNG trucking yang memanfaatkan ISO tank, dengan kapasitas pengisian 10 BBTUD.
Pengembangan fasilitas dengan moda LNG trucking tersebut diharapkan dapat memberikan solusi energi dan membuka pasar-pasar ritel baru di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan juga Jawa Barat.
Selanjutnya, dengan moda LNG trucking, kerja sama ini juga akan mengusahakan pemanfaatan pasokan LNG untuk kapal-kapal yang berbahan bakar berbasis LNG (truck to ship LNG bunkering) di terminal-terminal milik Pelindo III.
Pemanfaatan itu membantu pemerintah memenuhi regulasi dari International Maritime Organization (IMO), yang berlaku mulai 1 Januari 2020, untuk menurunkan kadar sulfur dari fuel menjadi maksimum 0,5 persen (dari limit eksisting 3,5 persen) untuk kepentingan lingkungan, dengan mengurangi emisi berbahaya dari kapal-kapal.
Dari sisi PGN, menurut Direktur Utama PGN Gigih Prakoso, poin penting pembangunan infrastruktur LNG di Teluk Lamong yaitu penguatan sistem distribusi dan regasifikasi LNG. Hal ini, tambahnya, kian mengokohkan layanan terintegrasi dari PGN.
"Dengan tersedianya tambahan pasokan gas yang dimaksud, PGN dapat meningkatkan ketahanan dan keberlangsungan pasokan gas untuk sistem distribusi Jawa Timur dengan sasaran industri, ritel, dan kelistrikan. Saat ini pasokan gas untuk sistem distribusi Jawa Timur hanya mengandalkan sumur-sumur gas berdasarkan kontrak kerja sama minyak dan gas bumi yang berada di sekitar Jawa Timur," tuntasnya.
Editor: redaktur