DIDADAMEDIA, Bandung - Pengamat sepak bola Indonesia, Tommy Welly mengapresiasi kinerja Satgas Antimafia Bola yang sudah tiga bulan bekerja. Dalam kurun waktu tersebut, 16 orang sudah ditetapkan sebagai tersangka dengan tujuh di antaranya sudah ditahan.
Pengamat yang karib disapa Bung Towel itu mengungkapkan kinerja Satgas Antimafia Bola sejauh ini sangat positif dan produktif. Dia berharap, Satgas Antimafia Bola terus ada untuk mengawal kompetisi sepak bola Indonesia agar terhindar dari kasus pengaturan skor.
Bung Towel, juga mengharapkan PSSI lebih 'mengakui' keberadaan Satgas Antimafia Bola. Misalnya, kata dia, ke depan PSSI membentuk Satgas serupa di dalam federasi. Sebab itu bisa menjadi bentuk atau bukti keseriusan federasi dalam memerangi praktik kotor pengaturan skor.
"Satgas kalau sekarang kan ada batas waktu enam bulan, sejauh ini sudah positif hasilnya, ya produktif. Ke depannya sistem kerjanya yang perlu ada, bentuknya apakah formatnya masih terpisah atau harus ada di dalam federasi dengan nama apa, itu (yang harus) bisa dipikirkan," katanya saat ditemui seusai acara Focus Group Discussion bertajuk 'Membangun Masa Depan Sepak Bola Indonesia Bersama Satgas Antimafia Bola' di Hotel El Royale, Kamis (28/3/2019).
Towel melanjutkan, pengaturan skor pada dasarnya merupakan musuh bersama semua federasi sepak bola dunia, tak terkecuali FIFA, yang merupakan induk organisasi sepak bola Internasional. Oleh karena itu keberadaan Satgas sangat dibutuhkan untuk melawan praktik pengaturan skor di sepak bola Indonesia.
"Jadi bisa (Satgas) bisa diformulasikan dalam bentuk komite, apakah komite ad hoc, apakah komite tersendiri. Karena ini kerjanya harus diam-diam, sebagai bagian dari upaya penegakan hukum sepak bola. Menurut saya secara praktek harus tetap ada untuk memantau jalannya kompetisi," tambahnya.
Idealnya, menurut Towel, Satgas Antimafia Bola ini bisa masuk dalam tubuh PSSI, apakah nantinya masuk dalam lembaga Komisi Disiplin atau seperti apa. Menurutnya itu merupakan bagian tindakan pencegahan atau preventif dalam upaya membersihkan sepak bola Indonesia dari mafia bola.
"Contoh yang sekarang waktu kongres di Bali ada komite Ad Hoc meskipun kita belum melihat kerjanya. Tapi itu kan sebetulnya untuk mensinergikan kerja antara aspek sepak bolanya dengan aspek kepolisiannya."
"PSSI ke depannya bisa di set ulang, ini dalam upaya penegakan hukum, preventif dalam match fixing, yang kaya-kaya gini harus dibentuk dalam unit atau komite seperti apa sih, tentu ada, baik itu bentuknya sinergi, MOU maupun apapun bisa," pungkasnya.
Editor: redaktur