DIDADAMEDIA, Bandung - Kapolda Jawa Barat, Irjen Pol Agung Budi Maryoto mengakui, kampanye rapat umum terbuka di Jabar rawan potensi terjadinya konflik.
Tahapan Pemilu 2019 saat ini, telah memasuki tahap kampanye terbuka yang dilaksanakan secara serentak di seluruh Indonesia selama 21 hari, dari tanggal 24 Maret sampai dengan 13 April 2019.
Potensi konflik di Jabar tersebut, kata Agung, tak lepas dari situasi yang terjadi di lini media sosial. Karenanya, kepolisian mengantisipasi efek dari 'perang' isu dan opini yang berkembang di media sosial.
"Bahwa kondisi atmosfer politik saat ini, diwarnai dengan pemanfaatan media sosial sebagai sarana untuk penyebaran isu-isu primodialisme, politik identitas yang dapat memecah belah persatuan bangsa," jelasnya, Selasa (26/3/2019).
Jawa Barat termasuk zona A dengan berbagai kerawanan, antara lain pawai, arak-arakan yang menganggu ketertiban umum, bentrok antara pendukung, kampanye melebihi batas waktu, pengurusakan alat peraga dan sebagainnya.
Mengenai penyebaran berita hoaks dan hate speech, yang berpotensi menimbulkan konflik sosial di tengah-tengah Kehidupan bermasyarakat masih bermunculan. "Untuk berita hoaks, kita terus antisipasi dan memberikan edukasi kepada masyarakat agar melawan berita hoaks," ucapnya.
Editor: redaktur