Pengamat tak Melihat Hal Luar Biasa dalam Kampanye Terbuka

pengamat-tak-melihat-hal-luar-biasa-dalam-kampanye-terbuka Ilustrasi. (Salman Farist/PindaiNews)
DIDADAMEDIA, Bandung - Kampanye terbuka peserta Pemilu Serentak 2019 sudah dimulai sejak Minggu (24/3/2019) kemarin, hingga 13 April 2019 atau tiga hari sebelum pencoblosan pada 17 April 2019 mendatang.

Seperti diketahui, Capres nomor urut 01 Joko Widodo memulai kampanye terbuka di Serang, Banten. Sedangkan Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto mengawali kampanye di Lapangan Ternate Baru, Manado Sulawesi Utara, pada Minggu (24/3/2019).

Pengamat politik dari Universitas Padjajaran (Unpad) Muradi menilai, kampanye terbuka perdana kemarin masih biasa-biasa saja. Belum terlihat antusiasme luar biasa dari kedua pendukung Paslon Pilpres 2019.

"Masih baru pertama, kemarin belum kelihatan riak-riak yang aneh-aneh, masih normatif, belum kelihatan yang berbeda," ujar Muradi saat dihubungi melalui telepon, Senin (25/3/2019).

Menurut Muradi, para tim sukses (timses) Paslon seharusnya lebih kreatif lagi untuk mencari agar banyak masyarakat datang ke acara kampanye terbuka itu. Salah satunya bisa mengundang tokoh-tokoh masyarakat atau artis, namun menghadirkan figur publik belum tentu membuat masyarakat datang untuk memilih ke TPS nanti.

"Saya kira memancing tokoh masyarakat, artis, bisa jadi memancing masyarakat hadir. Tapi masalahnya mereka hadir tapi bakal memilih atau tidak, mereka belum tentu memilih," paparnya.

Kampanye terbuka adalah rangkaian kampanye Pilpres 2019 yang dijadwalkan oleh KPU RI dalam rangka meraih target partisipasi pemilih sebesar 77,5 persen. Terkait hal ini, Muradi berpendapat upaya tersebut cukup baik apalagi ditambah dengan kampanye anti golput selama ini.

Namun demikian, harus ada pendekatan lebih intens lagi kepada para pemilih agar mereka mau datang dan mencoblos pilihannya saat 17 April nanti. Disamping tentunya mengurangi ancaman-ancaman dan isu hoax yang bisa membuat masyarakat enggan memilih.

"Harus mengurangi konten-konten yang negatif yang aneh-aneh, jangan kemudian diarahkan orang tidak dateng dengan isu-isu hoax itu sangat berbahaya. Kedepan kampanye harus kreatif, tidak saling mengancem, orang dsateng ke TPS ingin nyaman . Masalah menang kalah soal biasa dalam politik," pungkasnya.

Editor: redaktur

Komentar