38 SMK di Garut 'Nebeng' UNBK di Sekolah Lain

38-smk-di-garut-nebeng-unbk-di-sekolah-lain Ilustrasi. (Net)
DIDADAMEDIA, Garut - Sebanyak 38 dari 168 sekolah menengah kejuruan (SMK) negeri maupun swasta di Kabupaten Garut, menumpang ke sekolah lain untuk melaksanakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK).

Kondisi tersebut dikarenakan sekolahnya belum memiliki perangkat komputer maupun jaringan inteternet yang lengkap untuk menunjang pelaksanaan ujian tersebut.

"Ada 38 sekolah (nebeng), jumlah yang ikut 168 SMK," kata Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Kabupaten Garut, Dadang Johar Aripin di sela-sela persiapan pelaksanaan UNBK di SMKN 1 Garut, Senin.

Ia menuturkan, peserta UNBK tingkat SMK di Garut tercatat sebanyak 8.094 siswa dan 6.033 siswi yang semuanya siap mengikuti ujian dengan menggunakan perangkat komputer berjaring internet.

Menurut dia, 100 persen siswa SMK di Garut siap mengikuti UNBK, termasuk sekolah yang belum lengkap perangkat komputernya dengan mengikuti ujian di sekolah lain.

"Kalau pun tidak ada yang memiliki komputer sekolah bersangkutan ikut ke sekolah yang memiliki fasilitas komputer," kata Dadang yang menjabat sebagai Kepala SMKN 1 Garut itu.

Ia menyebutkan, 38 sekolah tersebut tersebar mengikuti UNBK ke sekolah terdekat yang fasilitas komputernya sudah memadai untuk UNBK.

Seperti di SMKN 1 Garut, kata dia, ada 114 siswa dari lima sekolah yakni SMK Plus Nurul Huda, SMK Plus Anwarul Huda, SMK Permata Negri, SMK Ibnu Hajar, dan SMK Tunas Nusantara yang ikut UNBK.

"Ada sekolah-sekolah lain yang bergabung ke sekolah lain, ada yang ke SMK 2 ada ke SMK 3, 4 dan sebagainya," jelas Dadang.

Ia mengungkapkan, SMKN 1 Garut memiliki 420 komputer dengan jaringan internet yang cukup kuat untuk menunjang UNBK dengan jadwal pelaksanaannya dibagi menjadi tiga sesi setiap hari.

SMKN 1 Garut, kata dia, terbuka bagi siapa saja sekolah untuk mensukseskan pelaksanaan UNBK di Kabupaten Garut, karena perangkat yang ada merupakan fasilitas negara untuk para siswa.

"Kami 'welcome' siapa pun juga yang mau bergabung karena ini fasilitas negara, dan kami memberikan pelayanan yang sama seperti anak didik kami," tuntasnya.

Editor: redaktur

Komentar