DIDADAMEDIA - Banjir Sentani membuat air Danau Sentani meluap. Selain merendam pemukiman penduduk, juga menenggelamkan tinggalan megalitik berupa papan batu di Situs Tanjung Warakho, Kampung Doyo Lama, Distrik Waibu, Kabupaten Jayapura, Papua.
Peneliti dari Balai Arkeologi Papua Hari Suroto kepada ANTARA di Jayapura, Kamis, 21 Maret 2019 mengatakan, banjir menenggelamkan batu marweri di Kampung Kwadeware.
Banjir Sentani, Pemerintah Papua Bakal Relokasi Warga di Cagar Alam Cycloop
Menurut Hari, genangan air yang menenggelamkan tinggalan-tinggalan arkeologis ini dikhawatirkan akan merusak artefak tersebut.
Untuk saat ini, menurut dia, tidak dimungkinkan untuk menyelamatkannya karena posisinya yang ada di dalam air shingga menunggu banjir Sentani surut
"Tinggalan-tinggalan arkeologis ini perlu dibersihkan dari lumpur dan tanah yang menutupinya," katanya.
Menurut dia, yang paling dikhawatirkan adalah tinggalan-tinggalan megalitik ini pindah posisi atau bahkan hilang terbawa oleh arus danau.
"Saat ini belum banyak yang bisa dilakukan untuk mengecek keberadaan tinggalan-tinggalan megalitik tersebut atau untuk menyelamatkannya," katanya.
Ia menambahkan, hal ini disebabkan oleh sarana yang terbatas dan kondisi danau serta cuaca yang tidak mendukung.