DIDADAMEDIA, Bandung - Berdasarkan hasil Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Jawa Barat Tahun 2018, konektivitas jalan di wilayah Jabar masih di bawah 50 persen.
Untuk itu, Kepala Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang (DBMPR) Jawa Barat, A Koswara mengakui perlu memiliki Big Data soal jaringan jalan. Hal ini pun akan menjadi prioritas pihaknya pada 2019 ini.
"Kita perlu big data soal jaringan jalan, ini prioritas kami di Bina Marga untuk siapkan big data tadi. Sebab menilai konektivitas tanpa data itu susah," ujar Koswara dalam acara Japri (Jabar Punya Informasi), di Gedung Sate, Kamis (21/3/2019).
Koswara mengatakan, dalam menghitung kesiapan jalan terdiri atas dua faktor, yaitu kemantapan jalan dan aksesibilitas. Faktor aksesibilitas tersebut tidak bisa dinilai dari kepemilikan status jalan, tetapi dari semua sistem jaringan yang terkoneksi.
"Contohnya, antar kota A dan kota B, dihubungkan sepuluh jalan, ini konektivitas yang existing, ternyata kemantapan jalan baru dua ruas, sisanya terhubung tapi tidak mantap, ini artinya nilai konektivitas sedikit baru dua," jelasnya.
Dia mengungkapkan, jalur selatan Jawa Barat masih kurang mendapat prioritas khusus karena beberapa waktu kebelakang Jabar Selatan bukan diarahkan untuk pembangunan, tapi hanya untuk wisata. Sehingga pembangunan jalan lebih difokuskan ke jalur tengah dan utara.
"Sekarang yang sudah ada itu di pantai selatan seperti Ciletuh sampai timur. Konektivitas jalur selatan itu menghubungkan jalur tengah ke selatan karena jaraknya jauh. Jalan yang menghubungkan selatan tengah utara atau vertikal itu sudah cukup banyak, tapi poros barat timur itu baru sedikit," pungkasnya.
Terkait anggaran belanja langsung untuk DBMPR dari Pemprov Jabar, Koswara mengungkapkan tahun ini ada alokasi Rp1,2 triliun.