DIDADAMEDIA, Bandung - PT Bandar Udara Internasional Jawa Barat (BIJB) menyambut baik jika pemerintah mendorong Bandara Kertajati menjadi pusat logistik e-Commerce atau perdagangan daring melalui sarana kargo.
Kargo Bandara Kertajati untuk penyedia layanan domestik mulai dioperasikan April 2019 oleh PT Angkasa Pura Kargo (APK). Adapun untuk penyedia layanan kargo internasional, mulai dibuka pada Mei 2019. Layanan perputaran logistik internasional dioperasikan PT Jasa Angkasa Semseta (JAS).
Direktur PT BIJB Muhamad Singgih mengatakan, pihaknya saat ini terus menggenjot optimalisasi layanan penerbangan melalui target pasar potensial lainnya dikomoditas non-penumpang. Sehingga Bandara Kertajati bisa menjadi alternatif dikebutuhan lainnya untuk perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor logistik. Sebagai tujuan awal kata Singgih bahwa Bandara Kertajati diproyeksikan akan menjadi pusat hub pergerakan orang dan barang.
"Itu gagasan sangat baik (Menjadikan Kertajati sebagai Bandara e-commerce). Saat dimana sekarang jumlah penumpang belum optimal, tapi kita sebagai bandara yang akan dioptimalkan melalui basis kargo e-commerce ini jelas bagus. Karena memang kargo yang sekarang ada itu saat ini 4.500 meter persegi, ini sudah siap dan ini hanyalah tahap awal," kata Singgih, Rabu 20 Maret 2019.
Pusat logistik di parimeter Bandara Kertajati, menurut Singgih tersedia di atas 20 hektare lahan. Jika kebutuhan kargo terus meningkat, kawasan aerocity yang hanya berjarak dua kilometer dari bandara bisa menjadi pilihan tepat. Sebab aerocity yang mengusung konsep aerotropolis sebagai penyangga bandara menyediakan logistik hub di area lahan 400 hektare.
Konsep Aerotropolis ini kegiatan industrinya adalah yang terkait secara langsung terhadap kegiatan kebandarudaraan maupun turunan rantai industrinya. "Luasan yang diperuntukan untuk logistik hub untuk mencapai 400 hektare lebih. saya pikir itu siap," terangnya.
Dia memandang positif jika Bandara yang sudah resmi beroperasi pada Juni 2018 lalu diproyeksikan menjadi pusat logistik khususnya di e-commerce. Ini juga salah satu startegi untuk menumbuhkan keramaian di Bandara Kertajati dengen meningkatkan frekuensi penerbangan. Sejalan dengan hal tersebut PT BIJB terus menyempurnakan system IT.
Kata Singgih, mayoritas mobilitas pergerakan barang itu berkutat di tiga provinsi yakni DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten. Sedangkan Jawa Barat menjadi sumbangsih terbesar secara nasional untuk pendistribusian barang keluar dengan angka 40 persen. "Karena pesawatkan enggak harus orang, kalau khusus kargo ya bisa jalan juga. Jadi dari hasil yg disampaikan, e-commerce itu mayoritas perputaran barang menjangkau wilayah Jakarta, Jawa Barat dan Banten jadi pas kalau di Kertajati," terangnya.
Sebelumnya Gubernur Jawa Barat ( Jabar) Ridwan Kamil mendorong Bandara Kertajati untuk dijadikan bandar kargo e-commerce. Emil mengatakan, sudah ada industri afiasi Asia dan Singapura yang tertarik bekerja sama dengan BIJB. Menurut Emil bisnis e-commarce diprediksi akan terus tumbuh pesat dalam kurun lima tahun ke depan.
Emil menilai e-commerce merupakan bisnis besar di Asia Tenggara yang diprediksi dalam waktu lima tahun potensi peluangnya mencapai 80 miliar dollar AS atau sekitar Rp1.000 triliun. Bandara Kertajati, kata Emil, dipilih lantaran kargo e-commarce di Bandara Soekarno Hatta dinilai overload.
Editor: redaktur