DIDADAMEDIA - Mohammed Abdi Jemal Afi, seorang penyintas serangan teroris pekan lalu di dua masjid di Selandia Baru, mengatakan teroris tersebut berusaha menembak dia dua kali, tapi entah bagaimana ia selamat.
Kepada Kantor Berita Anadolu, Afi (60) mengaku sangat dekat dengan teroris itu ketika ia akan memasuki Masjid An-Nur di Christchurch, satu dari dua masjid tempat lelaki bersenjata tersebut menembak dan menewaskan 50 orang Muslim.
"Ibadah Jumat baru akan dimulai, dan di pintu masuk seorang perempuan Somalia berbicara dengan saya dalam bahasa kami. Ia mengatakan, 'Saudara Jamal, perhatikan lelaki di belakang kamu akan menembak kami," kenang Afi.
Dia mengatakan teroris itu sedang merekam apa yang ia kerjakan dengan satu kamera di helmnya. Afi menambahkan peluru pertama menyerempet kepalanya dan peluru kedua tak mengenainya ketika ia jatuh ke tanah.
"Kami cuma terpisah satu langkah. Cuma selangkah antara kami. Ia menunggu beberapa detik. Ia tidak berhenti menembak. Ia tidak berbicara, dan ia cuma melihat ke muka saya. Lalu ia menjauh dua langkah, dan mulai berlari ke arah pintu masjid. Ia berpakaian seperti tentara. Dan ia mengatakan, 'Kamu tak bisa memasuki masjid, keluar sana'. Dan ia mulai menembaki saya," kata Afi, sebagaimana dikutip Anadolu, Rabu dini hari.
Afi juga menggarisbawahi, dia melihat teroris tersebut membunuh seorang pria Afghanistan dari jemaah yang menyambut dia. Afi juga menyaksikan beberapa perempuan dan lelaki ditembak di dada dan di kepala, katanya.
Setelah selamat dari serangan itu, Afi menghubungi polisi dan ambulans, dan mereka tiba sekitar 18-20 menit kemudian. Karena terjatuh, tulang kedua lutut Afi patah, dan para dokter memberitahu bahwa ia harus dioperasi, tapi ia mengatakan menunda pengobatan sampai pemakaman para korban dilakukan.
"Semua orang tidak bersenjata. Mereka bertangan kosong, dan mereka berada di sini cuma untuk shalat, bukan untuk berkelahi," katanya. "Dengan izin Tuhan, semoga orang yang gugur akan masuk surga. Mereka berada di masjid untuk beribadah. Mereka sedang mendengarkan khutbah. Mereka akan masuk surga," katanya.
Sedikitnya 50 Muslim meninggal ketika seorang pria bersenjata melepaskan tembakan ke arah orang yang sedang Shalat Jumat di Masjid An-Nur dan Linwood di Christchurch, Selandia Baru. Lelaki berdarah dingin itu melepaskan tembakan. Kini, Brenton Harrison Tarrant, warga Australia yang berusia 28 tahun itu kini menghadapi dakwaan pembantaian.