DIDADAMEDIA, Bandung - Kiprah Persib Bandung di Piala Presiden 2019 berakhir di fase penyisihan. Maung Bandung gagal melaju ke delapan besar lantaran hanya menduduki peringkat ketiga di klasemen akhir Grup A, dengan tiga poin.
Dari tiga pertandingan, Maung Bandung hanya mendukan sekali menang dan dua kalah. Sesuai regulasi, tim yang berhak lolos ke delapan besar adalah juara grup ditambah tiga tim berstatus runner-up terbaik.
Pencapaian Persib di Piala Presiden 2019, tak berbeda jauh dengan musim lalu. Pada Piala Presiden 2018, Persib yang juga berstatus sebagai tuan rumah fase penyisihan pun gagal lolos ke delapan besar setelah hanya mampu meraih satu kemenangan dan dua kali kalah.
Terkait pencapaian minor Maung Bandung dalam dua edisi terakhir Piala Presiden, Dedi Kusnandar tak menamik dirinya merasa kecewa. Sebab, dalam dua penyelenggaraan sebelum itu kiprah Persib minimal mencapai semifinal. Bahkan di tahun 2015, atau di penyelenggaaraan pertama, Persib keluar sebagai juara.
"Ya pasti kecewa, setelah dua musim berturut-turut gagal lolos dari fase grup. Apalagi tahun 2015 saya pernah juara sama tim ini di Piala Presiden. Sekarang dua kali berturut gagal, pasti kecewa, perasaannya sama seperti bobotoh," terangnya.
Meski begitu Dado optimis pencapaian Persib di Piala Presiden 2019, bukan tolok ukur prestasi di kompetisi. Biar bagaimana Piala Presiden adalah turnamen pramusim. Kegagalan di ajang tersebut bisa dijadikan Persib sebagai bahan evaluasi untuk lebih berkembang di kompetisi nanti.
"Karena ini namanya juga pra musim pelatih baru pemain banyak yang baru juga, mungkin itu yang membuat hasil kurang maksimal, tapi ini jadi bahan evaluasi tim dan saya sendiri agar kedepannya bisa lebih baik," pungkasnya.
Editor: redaktur