Kasih Sayang dari Yayasan Biru Indonesia untuk Para Difabel

kasih-sayang-dari-yayasan-biru-indonesia-untuk-para-difabel Yayasan Biru Indonesia menjadi tempat anak-anak berkebutuhan khusus belajar dan juga terapi. (Trie Widiyantie/PindaiNews)
DIDADAMEDIA, Bandung - Yang mereka inginkan bukan perlakuan istimewa, tapi pengakuan. Itulah yang dikatakan Juju Sukmana yang sudah lima tahun ini menjadi pembina Yayasan Biru Indonesia (YBI).

YBI merupakan yayasan yang menjadi tempat anak-anak berkebutuhan khusus belajar dan juga terapi. Kasih sayang yang kuat diberikan Juju dan pembimbing lainnya dalam memberikan ilmu. Hingga akhirnya banyak perkembangan positif yang dirasakan orangtua saat anak-anak

"Ada sepuluh orang siswa yang belajar secara intensif, yang terapi 23 anak dan yang les kompetensi bakat 21. Total ada 54 anak, termasuk seorang difabel yang bernama Rahmat dan namanya cukup dikenal karena karya desainernya diakui oleh para desainer ternama," ungkap wanita yang akrab disapa bunda ini kepada PindaiNews, Kamis (7/3/2019).

Setiap proses dan aktivitas anak-anak bunda mengaku begitu menikmati. Bahkan, ia tidak pernah mengabaikan kebutuhan terutama fasilitas meski masih terbatas. Terlebih dia mendirikan Yayasan Biru Indonesia khususnya bagi mereka yang tidak mampu. "Kalau pun ada rezeki, mereka membayar semampunya," katanya.

Tak hanya belajar, para siswa pun kerap dilibatkan dalam beragam acara di luar sekolah. Misalnya, belum lama ini sebanyak 50 orang siswa ikut langsung pada acara fashion show for difability yang digelar oleh para desainer Kota Bandung di BTC.

"Yang kita nikmati adalah prosesnya, saat berlatih untuk sebuah pertunjukan satu kali latihan  itu seperti terapi 3 bulan. Karena sering dilakukan, anak-anak juga udah bisa beradaptasi. Tidak hanya berlatih, positifnya untuk belajar dan kemandirian," papar Bunda.

Banyak yang bisa dipelajari di YBI, tidak hanya belajar menulis dan membaca. Para siswa juga diberikan wadah untuk menyalurkan bakatnya mulai dari belajar musik dan juga keterampilan. Dan hasilnya bisa diaplikasikan untuk buah karya, bahkan tidak sedikit yang akhirnya bisa menambah uang saku.

"Meski yayasan ini diberikan secara gratis, namun para pembimbing yang ada merupakan mereka yang ahli dibidangnya. Untuk biaya, saya sendiri banyak dibantu oleh para donatur dan juga menggunakan uang pribadi. Begitu juga untuk tempat, saya menyulap sebagian sebagai ruang belajar," jelasnya.

Di YBI, juga para orangtua diajarkan bagaimana memperlakukan anak-anak difabel agar mereka merasa nyaman dirumahnya sendiri. Hal itu dirasakan Bunda karena ia sendiri termasuk orang tua yang memiliki anak difabel. Atas dasar itu, ia banyak belajar tentang bagaimana memperlakukan anak-anak berkebutuhan khusus.

"Anak saya sendiri pengidap autisme dan sempat ditolak oleh beberapa sekolah sampai membuat anak saya terpukul dan berusaha untuk bunuh diri. Hal itu pula yang menjadikan saya berani untuk mendirikan Yayasan Biru Indonesia dengan modal seadanya dan niat ingin memberikan pendidikan layak bagi mereka para disabilitas," ungkap Bunda Juju.

"Bahkan kami sempat blusukan ke kampung mencari anak-anak difabel yang ingin bersekolah. Yang jelas bagi orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus dan ingin anaknya mendapatkan pendidikan serupa dengan anak lainnya bisa datang ke Yayasan Biru Indonesia di Jalan Senam 1 Nomor 8 Arcamanik, Bandung," tuntasnya.

Editor: redaktur

Komentar