DIDADAMEDIA, Bandung - Sudah puluhan tahun tahun, keluarga Kevin Permana tinggal di rumah yang terletak di kawasan Dago, Kota Bandung. Selama itu mereka tak sadar tinggal di atas lahan tanah yang di dalamnya tersimpan puluhan peluru mortir yang mematikan.
Ketenganan keluarga Kevin terusik kala seorang pekerja yang tengah merenovasi rumah untuk kemudian difungsikan sebagai restoran itu, mendapati benda mencurigakan. Awalnya mereka menyangka itu hanya benda rongsok yang tak berguna. "Dikiranya knalpot," ungkap Kevin.
Seketika Kevin sadar benda tersebut ternyata peluru mortir atau peledak lontar. Dia langsung bergegas melaporkan temuan peluru mortir tersebut kepada aparat Polsek Coblong. Benar saja, setelah benda tersebut adalah peluru mortir dan setelah dilakukan pencarian, ada puluhan mortir yang ditemukan.
Kevin menempati rumah yang merupakan warisan dari kakeknya yang ternyata diketahui merupakan anggota militer di zaman kolonial Belanda. Meski tahu kakeknya adalah seorang tentara, tapi dia dan keluarga tak pernah menemukan benda-benda mencurigakan peninggalan militer.
Selama tinggal di rumah itu, Kevin mengatakan tidak pernah menemukan adanya barang-barang yang mencurigakan, apalagi barang peledak. Namun Kevin belum dapat memastikan apakah mortir tersebut milik mendiang kakeknya atau bukan.
Kevin menceritakan, lokasi ditemukannya peluru mortir ada di bagian perkarangan belakang rumah. Seiring berjalannya waktu, rumah tersebut mengalami perubahan serta bagian depan rumah Kevin tertutup oleh bangunan lainnya.
Sejak itu, keluarga Kevin merombak bangunan rumah dan menjadikan perkarangan belakang sebagai pintu utama rumah yang masih bergaya klasik tersebut.
Dandim 0618 BS Letkol Inf. M. Herry Subagyo membenarkan, bahwa kakek Kevin merupakan seorang tentara revolusioner berpangkat Kopral. "Kakeknya berdinas di bagian kurir logistik," kata Dandim, Rabu (6/3/2019).
Rumah yang ditempati Kevibn saat ini diperkirakan dibangun pada 1938. "Kemudian ditempati dengan dibeli pada tahun 1950 over pb dari Belanda. Setelah itu pada tahun 1970, keluarga mulai tinggal di sini," ucapnya.
Dari hasil penulusuran tersebut, lanjut Herry memang tidak ada yang dapat membuktikan jika keluarga Kevin lah yang menyimpan atau menimbun puluhan mortir tersebut. "Memang sejauh ini tidak ada penyampain (bukti) sejarahnya menyimpan di situ, kita masih menduga saja," katanya.
Herry pun berasumsi lokasi temuan memang dekat dengan beberapa artefak perak yang ada di Bandung, seperti gua Belanda dan gua Jepang yang jarak lokasinya sekitar 5 kilometer dari lokasi ditemukannya peluru mortir tersebut.
"Yang kita duga, mortir ini peninggalan perang dunia kedua," ucapnya.