DIDADAMEDIA, Bandung - Selain keluhan pungutan Rp50.000 per siswa untuk program Edubox SMAN 19 Kota Bandung, siswa pun mengeluhkan sulitnya akses bank soal di dalam program pelajaran sistem daring antara siswa dengan guru.
Edubox sejatinya digunakan sebagai server yang bisa diakses oleh siswa dan guru untuk mempermudah kegiatan belajar mengajar melalui jaringan khusus di sekolah. Namun dalam pelaksanaannya, banyak kendala yang dihadapi siswa, terutama sulitnya mengakses jaringan.
Menjawab persoalan tersebut, Kepala Sekolah SMAN 19 Kota Bandung, Arief Achmad mengatakan, tujuan diterapkannya Edubox adalah mempermudah proses KBM siswa dengan sistem daring yang dapat diakses lewat komputer maupun smartphone.
Namun, Arief menyebut mayoritas guru tidak mengunggah (upload) materi ke server Edubox sehingga siswa tidak bisa mengakses. Menurutnya, guru-guru SMAN 19 sulit diajak ke era kemajuan digital karena banyak guru kolot yang sudah mau pensiun.
"Nah ini mayoritas sebagian guru tidak upload ke sana, ketika siswa itu buka, itu tidak muncul. Kita udah beri pelatihan berkali kali. Guru itu sudah ada di zona nyaman, sulit berubah, ketika bawa ke era kemajuan apalagi di sini banyak guru-guru yang mau pensiun," ucapnya saat ditemui di SMAN 19 Kota Bandung, Kamis (28/2/2019).
Arief mengakui, Edubox awalnya diharapkan bisa dimanfaatkan guru dan siswa sebagai metode KBM daring menjelang Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) dan saat itu berhasil. Maka dari itu perlu kesadaran dari masing-masing guru agar mematuhi aturan dalam program Edubox.
"Edubox itu lengkap, tapi yang jadi masalahnya guru itu harusnya mengupload materi dia sesuai silabus kurikulum baik materi, soal soal, kemudian mata pelajaran. Untuk UNBK, nilai itu sudah ada di komputer itu sudah kita lakukan dan bisa, tinggal butuh kesadaran saja," pungkasnya.
Editor: redaktur