Sudut Dilan Menuai Pro dan Kontra, Ini Jawaban Ridwan Kamil

sudut-dilan-menuai-pro-dan-kontra-ini-jawaban-ridwan-kamil Gubernur Jabar, Ridwan Kamil. (Rizky Perdana/PindaiNews)
DIDADAMEDIA, Tasikmalaya - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menjawab pro kontra pembangunan Sudut Dilan di areal kawasan GOR Saparua, Kota Bandung. Banyak pihak yang mempertanyakan manfaat dan tujuannya.

Sosok yang akrab disapa Emil itu menuturkan, Sudut Dilan hanya bagian kecil dari taman besar dan dibangun dengan tujuan mengapresiasi kesuksesan novel Dilan yang kemudian dijadikan film khusus. Menurutnya, Dilan sudah menjadi contoh keberhasilan budaya literasi.

"Memberi manfaat atau tidak? Kalau memberi, kenapa tidak. Itu hanya sudut kecil dari sebuah taman yang besar. Untuk apa? Untuk budaya literasi, dari Novel diangkat jadi film kemudian sukses, kan ngga semua (Novel) sukses. Jadi kenapa diapresiasi? Karena itu simbol kesuksesan," ujar Emil saat ditemui di Tasikmalaya, Senin (25/2/2019).

Emil menuturkan, bukan berarti Pemprov Jabar tidak memperhatikan kebudayaan lainnya. Dia menegaskan, saat ini juga tengah membuat pusat budaya di Garut, Sumedang dan Ciamis. Kedepannya semua kabupaten kota di Jabar akan punya pusat kebudayaan.

"Semua diurus, kebudayaan kita buat pusat budaya di Garut, Sumedang, dan Ciamis. Budaya kontemporer dihargai, budaya tradisi juga dihargai," sambungnya.

Menurut Emil penting untuk menghargai budaya kontemporer karena hal itu menunjukkan bagian sejarah juga. "Hidup itu bagaimana momentum, saya bangun pusat budaya di semua daerah yang menandakan keberpihakan gubernur kepada budaya. Tradisi kami bela dengan pusat budaya, budaya kontemporer juga dihargai karena itu bagian dari sejarah siapa kita," tandasnya.

Seperti diketahui sebelumnya, Emil dan Menteri Pariwisata RI, Arief Yahya bersama para pemain dan kru film 'Dilan 1991' melakukan peletakan batu pertama Sudut Dilan di areal GOR Saparua, Minggu (24/2/2019) kemarin.

Emil mengatakan, Sudut Dilan ini akan dijadikan sebuah tempat literasi dan film. Untuk itu, dia berharap Sudut Dilan bisa menjadi sarana masyarakat Kota Bandung dan Jawa Barat sebagai ruang sastra dan sejarah dari film Dilan itu sendiri.

Film Dilan diakuinya merefleksikan dua nilai, nilai sastra dalam bentuk novel, kemudian terwujud menjadi sebuah film.

"Jadi, dua dimensi ini kita harapkan akan terus muncul di masa-masa depan, sehingga nanti bisa dipakai untuk membaca novel, sastra, kegiatan-kegiatan yang sifatnya dalam dunia publikasi atau dalam dunia menulis. Juga tempatnya bisa digunakan untuk merefleksikan antara sastra juga dengan film," paparnya saat itu.

Editor: redaktur

Komentar