30 Pemuda Pemudi Generasi Z Siap Jadi ‘Ajudan Gubernur’

30-pemuda-pemudi-generasi-z-siap-jadi-ajudan-gubernur 30 pemuda pemudi generasi Z yang berusia 17-25 tahun lolos seleksi program Jabar Future Leader. (Humas Pemprov Jabar)
DIDADAMEDIA, Bandung - Sebanyak 30 pemuda pemudi generasi Z yang berusia 17-25 tahun berhasil lolos seleksi program Jabar Future Leader: Ajudan Gubernur dari 539 pendaftar dari seluruh Indonesia.

Dari 30 orang ini, 7 di antaranya berasal dari luar Jawa, dan 2 peserta tuli. Seluruhnya kemudian menjalani  Pelatihan Kepemudaan (bootcamp) yang dilaksanakan dua hari sejak Sabtu (23/2/2019) hingga Minggu (24/2/2019) di Kota Bandung. 

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengucapkan selamat kepada para peserta Jabar Future Leader yang akan menjadi Ajudan Gubernur dan menyebut mereka sebagai orang-orang pilihan. “Semoga bootcamp ini memberikan ilmu, semangat dan inspirasi,” katanya, Sabtu (23/2/2019) malam. 

Emil, sapaan akrabnya, berharap melalui program ini para peserta pada pelaksanaannya bisa melihat langsung, mengamati bagaimana pembangunan di-manage, sebuah keputusan diambil, dan tentunya memberikan inspirasi.  

“Selama 4 hari jadi ajudan gubernur kalo ingin berhasil dan butuh ilmu, jangan jadi pemalu, harus dapat knowledge tentang why dan how atas sebuah situasi. Jangan cuma keringat saja,” katanya di hadapan para peserta bootcamp.

Pada kesempatan itu, Emil juga membekali para peserta dengan wawasan kepemimpinan. “Tidak mudah menjadi pemimpin, pemimpin itu dijadikan cermin. Semua dari mulai lisan, gesture, intelektual, cinta keluarganya harus teladan dan diperhatikan oleh masyarakat maupun netizen,” katanya.

Menurutnya, kepemimpinan harus relevan dengan zaman.  Seperti sekarang, kepemimpinan di era digital itu memiliki karakteristik yang unik. Pertama, harus transparan, yang berarti semua kegiatan baiknya di’laporkan’ kepada masyarakat. Salah satunya melalui media sosial. 

Mengenai media sosial ini, menurut Emil, justru harus bisa dimanfaatkan untuk menangkal fitnah, dan menjadi saluran untuk menjernihkan situasi. “Media sosial juga saya manfaatkan menjadi sarana edukasi kepada masyarakat,” katanya. 

Media sosial juga membumikan pemimpin. Melalui media sosial masyarakat bisa lebih mengenal pemimpinnya: visinya, hobinya, kesukaan, hingga ketidaksukaannya. 

Akan tetapi, sebagai pemimpin Emil mengatakan tidak bisa mengabaikan sisi gelap dari internet dan dunia digital. “Karena tidak ada filter. Makanya saya buat Jabar Saber Hoaks, system pertahananan agar masyarakat Jabar nggak perlu memikirkan dan membahas hal-hal bohong serta kesia-siaan. Fokus saja kepada karya,” tegasnya. 

Emil menambahkan, ada dua instrumen yang dapat dipakai untuk menilai pemimpin. “Pertama, apakah dengan hadirnya pemimpin batin rakyat itu tenang, nyaman, ada rasa aman, bangga, ada harapan. Kedua, apakah dia membawa perubahan atau tidak,” katanya.

Jabar Future Leader (JFL) itu sendiri, merupakan latihan kepemimpinan pemuda dengan cara yang baru, yaitu dengan melihat secara langsung proses kepemimpinan dan pengambilan keputusan Gubernur Jawa Barat. 

Plt. Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jawa Barat, Dani Ramdan mengatakan kegiatan Latihan Kepemimpinan Pemuda JFL tersebut diawali dengan kegiatan Bootcamp Ajudan Gubernur. Bootcamp ini dilaksanakan selama 3 hari dari mulai tanggal 22-24 Februari 2019 bertempat di Marbella Suites Hotel Bandung. 

Selama 3 hari, para peserta Latihan Kepemimpinan Pemuda diberikan bekal pelatihan dan materi yang diperlukan untuk mereka dalam pelaksanaan tugas selama 1 minggu mendampingi Bapak Gubernur Jawa Barat. 

Beberapa materi dalam kegiatan Bootcamp tersebut diantaranya adalah, Outbond dan pelatihan PBB, Keprotokolan, Kehumasan serta Training Motivasi mengenai Leadership.

Dengan adanya program ini, diharapkan dapat lahirnya para calon pemimpin masa depan serta para peserta diharapkan mampu menjadi duta Pemerintah dalam mengenalkan proses pemerintahan dan pembangunan di Jawa Barat kepada masyarakat luas.


Editor: redaktur

Komentar