DIDADAMEDIA, Bandung - Kepala BNPB Letjen TNI Doni Mondardo menilai, tidak ada sungai sehebat Sungai Citarum. Sungai terpanjang di Jawa Barat itu, kata Doni, telah memberikan banyak manfaat bagi kehidupan puluhan juta warga, baik untuk kebutuhan air bersih, pertanian hingga ekonomi.
Doni menyebutkan, 27 juta jiwa masyarakat Jabar dan 8 juta jiwa warga DKI Jakarta hidupnya bergantung kepada air Sungai Citarum. Begitu pula sektor pertanian dari Karawang hingga Indramayu yang memanfaatkan irigasi air sungai untuk 420.000 hektare lahan.
"Belum lagi air Sungai Citarum berguna untuk menggerakkan turbin bagi sumber energi listrik, ada 2.000 megawatt listrik yang bersumber dari Citarum untuk Pulau Jawa dan Bali," ujar Doni dalam acara seminar nasional dengan tema 'Model Sinergitas Pentahelix Merawat Alam dan Mitigasi Bencana' di Hotel Asrilia Bandung, Jumat (22/2/2019).
Namun semua manfaat itu akan sia-sia jika ekosistem sungai yang melintasi 13 kabupaten/kota di Jabar dengan bentang 300 kilometer tersebut tidak dijaga bersama-sama. Gerakan Citarum Harum yang telah dimulai sejak setahun lalu harus terus digelorakan.
Semangat pengentasan masalah lingkungan Sungai Citarum perlu kolaborasi lima unsur yang tergabung dalam konsep Pentahelix, yakni Pemerintah, Dunia Usaha, Akademisi, Media dan Komunitas.
"Upaya revitalisasi DAS Citarum harus tetap digelorakan, tidak bisa kerja sendirian, ini harus kolaborasi semua komponen karena sangat berarti," tambahnya.
Apabila tidak ada yang peduli terhadap kelestarian Citarum, maka menurutnya tidak menutup kemungkinan bisa menjadi bencana besar bagi keberlangsungan hidup bangsa.
"Bencana kalau Citarum dibiarkan pertama kualitas air semakin jelek. Kalau debit air berkurang nanti ada persoalan dan jadi gagal panen. Kalau setiap hektar bisa berkontribusi 5 ribu ton hasil tani, bisa dibayangkan kerugiannya. Kalau seandainya listrik mati, Jawa Bali akan terganggu. Jadi luar biasa Citarum beri ancaman bagi keberlangsungan hidup kita dari tengah ke hilir," paparnya.
Editor: redaktur