DIDADAMEDIA, Bandung - Melalui rapat darurat yang dilaksanakan, Selasa (19/2/2019), Exco PSSI memutuskan untuk segera menggelar Kongres Luar Biasa (KLB).
Keputusan tersebut merupakan respons dari federasi terhadap dinamika yang terjadi saat ini, terutama setelah Plt Ketua Umum PSSI, Joko Driyono ditetapkan jadi tersangka perusakan dokumen yang diduga terkait pengaturan skor.
Selain itu, seperti disampaikan Satgas Antimafia Bola, Jokdri juga diduga punya peran penting di balik segala bentuk praktik kotor di sepak bola dalam negeri.
Menyikapi keputusan Exco PSSI Pusat, Ketua Asprov PSSI Jabar, Tommy Apriyantono mengatakan memang sudah seharusnya KLB digelar. Namun dia menyarankan agar KLB dilaksanakan tidak dalam kondisi tergesa-gesa. Idealnya, kata Tommy, dilaksanakan setelah Pemilihan Presiden 2019.
Menurut Tommy ada sejumlah proses yang harus dijalani sebelum melaksanakan KLB, salah satunya bertemu dengan perwakilan FIFA untuk meminta izin penyelenggaraan KLB. Paling cepat KLB bisa digelar antara bulan Juni atau Juli.
"Tetap ada proses. Harus ada perwakilan PSSI yang ke Zurich (Swiss) minta izin ke FIFA bisa langsung KLB atau lewat Kongres tahunan dulu. Kan kalau kongres tahunana misalnya besok mereka ke Swiss 21 (paling tanggal 25), berarti kongres tahunan itu 25 april berarti ada pilpreskan berarti paling cepet Mei," kata Tommy.
"Mei itu harus 60 hari lagi berarti Juni atau Juli paling cepat, tapi kalo misalnya dari FIFA bisa boleh langsung KLB, ya tetep dua bulan jadi setelah Pilpres nanti," ujarnya menambahkan saat ditemui di Lapangan Sabuga, Kota Bandung, Rabu (20/2/2019).
Agenda penting KLB adalah mencari Ketua Umum baru PSSI. Seperti diketahuai, Ketua Umum PSSI sebelumnya, Edy Rahmayadi, sudah menyatakan mundur. Saat ini tampuk kepemimpinan PSSI dipegang Joko Driyono sebagai pelaksana tugas.
Namun sosok yang karib disapa Jokdri itu tersangkut masalah hukum. Jokdri ditetapkan sebagai tersangka kasus perusakan barang bukti terkait dugaan pengaturan skor oleh Satgas Anti Mafia Bola.
Soal kriteria sosok yang layak memimpin PSSI, Tommy mengatakan sosok tersebut harus punya rekam jejak yang jelas dan tidak pernah terlibat dalam kasus korupsi. Artinya sosok baru yang memimpin PSSI diharapkan berintegritas dan bersih.
"Jadi betul-betul harus clear dan sebagian exco juga harus diganti. Masa kemarin membiarkan orang seperti Mbah Putih (pelaku pengaturan skor) jadi Komdis. Untuk calon saya sendiri belum punya ya karena belum tentu juga dia menerima, yang pasti sosoknya harus punya integritas, track rekord yang bersih," tegasnya.
Editor: redaktur