DIDADAMEDIA, Bandung - Cawapres nomor urut 01, KH Ma'ruf Amin menyayangkan adanya berita dan grafis di salah satu koran dan beberapa media lainnya yang menganalisis atau memprediksi dirinya akan diganti Basuki Tjahaja Purnama (BTP).
"Orang yang memprediksi hal demikian, mungkin sedang 'ngalamun' (melamun). Saya menyayangkan kalau institusi pers sampai terbawa lamunan," kata KH Ma'ruf Amin di kediamannya, Jalan Situbondo, Menteng, Jakarta, sebelum berangkat menuju ke Purwakarta dan Cimahi, Sabtu (16/2/2019).
Ma'ruf Amin beserta rombongan, melanjutkan kegiatan safari politik ke Kabupaten Purwakarta dan Kota Cimahi, hari ini, guna menguatkan konsolidasi dukungan partai politik dan para relawan.
Sebelumnya, koran Indopos dan beberapa media lainnya memberikan soal kemungkinan KH Ma'ruf Amin akan diganti dengan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan beberapa nama lain.
"Saya menyayangkan, bahwa pers terbawa lamunan. Saya ini kan sangat menghormati pers, bergaul dengan pers, harusnya pers itu kan tidak membuat berita-berita yang aneh-aneh," kata Kiai Ma'ruf.
Kiai Ma'ruf mengingatkan, laporan pers yang aneh-aneh itu rentan digunakan pihak tertentu sebagai suatu isu kampanye hitam dan kebohongan atau pers dapat dijadikan alat kepentingan kelompok tertentu.
"Karena itu, saya mengimbau pers supaya memberitakan sesuatu yang faktual, logis, rasional. Jangan orang 'ngalamun' diberitakan," ujar Kiai Ma'ruf.
Musytasar PBNU ini menambahkan, kalau itu orang-orang yang berandai-andai diberitakan, akan banyak sekali pengandaiannya. "Pers sebaiknya tidak berandai-andai," katanya.
Kiai Ma'ruf menegaskan, mengganti seorang presiden atau wakil presiden itu tidak semudah membalik telapak tangan. Ada mekanisme yang jelas dan diatur di dalam konstitusi. "Lamunan dalam berita Indopos itu, tidak benar," tuntasnya.
Editor: redaktur