Kucing Liar Tak Terkendali, Bandung Dibayangi Overpopulasi

kucing-liar-tak-terkendali-bandung-dibayangin-overpopulasi . (net)

Tridinews.com - Populasi kucing liar di kota Bandung setiap tahun terus bertambah. Kendati belum dapat dipastikan jumlah populasinya,  upaya pengendalian melalui program sterilisasi terus dilakukan.

Menurut catatan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung jumlah kucing liar pada tahun 2022 diperkirakan mencapai 15 ribu ekor.

Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan DKPP Kota Bandung, Wilsandy Saefulloh mengatakan, program sterilisasi yang dilakukan selain untuk mengendalikan populasi kucing liar, juga menjadi langkah awal dalam memetakan persebaran hewan tersebut.

"Jadi sebetulnya kita juga sedang sambil me-mapping seberapa besar sebetulnya populasi kucing liar di Kota Bandung. Tapi sambil mapping data itu, kita sambil intervensi untuk pengendaliannya, karena sesuai aturan bahwa pengendalian populasi itu tidak dikurangi jumlahnya tapi dikendalikan populasinya," ucap Wilsandy, Selasa (22/4/2025).

Dia menjelaskan, tahun 2024 lalu, DKPP berkolaborasi dengan komunitas Let's Adopt Indonesia dalam pelaksanaan sterilisasi gratis. Program tersebut disambut antusias masyarakat. Melihat tingginya minat dan kesadaran warga, tahun ini DKPP kembali melanjutkan program tersebut.

Rencananya, program sterilisasi kucing liar yang dinamakan 'Kopi Cinta' (Kontrol Populasi Kucing Teridentifikasi Liar) tahun 2025 mulai dilakukan pada bulan Agustus mendatang dengan menyasar wilayah populasi kucing liar tinggi serta area perbatasan kota yang memiliki potensi risiko kesehatan seperti rabies.

"Fungsi pendataannya kita jalankan di situ, nanti data real yang muncul karena data yang sudah kita intervensi. Terus penanganan kesehatan sama pengawasan kesehatan juga, vaksinasi rabies, terakhir memang tadi kontrol populasinya itu," ujarnya.

Menurutnya, sterilisasi tak hanya bertujuan mengendalikan populasi, tetapi juga menjadi pintu masuk untuk pendataan dan pemantauan kesehatan hewan. Kucing yang sudah disteril akan diberi penandaan agar memudahkan pendataan di lapangan.

"Dengan pendekatan wilayah, misalnya satu RW atau kelurahan, kita bisa lihat mana daerah yang sudah atau belum diintervensi," tambahnya.

Estimasi Populasi

Lebih lanjut, Wilsandy menjabarkan estimasi pertumbuhan populasi kucing liar di Kota Bandung. Berdasarkan perhitungan biologis kata dia, satu ekor indukan bisa berkembang menjadi puluhan ekor dalam setahun jika tidak dikendalikan.

Oleh karena itu, meski data pasti belum tersedia, DKPP berasumsi bahwa kondisi populasi kucing liar saat ini cenderung mengarah pada overpopulasi.

"Cuma dalam proses penanganannya kita harus berasumsi bahwa ini over populasi dianggapnya sehingga kita harus konsen dengan asumsi over populasi. Dengan begitu ini jadi program yang fokus dan serius untuk penanganannya karena kita kejar-kejaran waktu juga dengan proses asumsi kelahiran kucing," paparnya.

DKPP juga membuka jalur pelaporan bagi masyarakat yang menemukan kucing liar atau mengalami insiden seperti cakaran dan gigitan. Pelaporan akan ditindaklanjuti oleh DKPP dan bekerja sama dengan Dinas Kesehatan untuk menangani korban jika diperlukan.

"Program ini adalah bagian dari manajemen kesehatan hewan. Ujungnya tetap kontrol populasi, menjaga kesehatan lingkungan, dan menekan risiko penyakit seperti rabies. Sejauh ini, kasus rabies di Kota Bandung masih nol, dan kami ingin itu tetap terjaga," tandasnya.

Editor: redaktur

Komentar