DIDADAMEDIA - Ketua Asosiasi perjalanan wisata Indonesia (ASITA) Provinsi Nusa Tenggara Timur Abed Frans mengatakan, rencana penutupan Pulau Komodo di Taman Nasional Komodo tidak berdampak pada kerugian signifikan bagi pelaku usaha wisata yang menjual paket wisata ke destinasi itu.
"Memang nanti pasti ada dampak kerugian bagi pelaku usaha kalau Pulau Komodo ditutup tapi dampaknya tak siginifikan," katanya, Rabu (13/2/2019).
Dia mengatakan hal itu menanggapi terkait dampak kerugian bagi para pelaku usaha wisata jika Pulau Komodo kawasan wisata Taman Nasional Komodo di Kabupaten Manggarai Barat, Pulau Flores, ditutup mulai Januari 2020.
Abed mengatakan, jika Pulau Komodo ditutup maka dampak kerugian tidak siginikan bagi pelaku usaha, kecuali penutupan dilakukan untuk seluruh kawasan Taman Nasional Komodo. Artinya, masih ada objek wisata lain di dalamnya yang bisa dikunjungi wisatawan seperti Pulau Rinca, Pulau Bidadari, Pink Beach, dan lainnya.
"Kan tujuan utama wisatawan bukan melihat Pulau Komodo tapi satwa Komodo. Di Pulau Rinca, Padar, juga ada satwa Komodo sehingga bisa dikunjungi," katanya.
Karena itu, lanjutnya, Asita NTT tetap menjual paket wisata ke Taman Nasional Komodo seperti sedia kala, meskipun meniadakan kunjungan ke Pulau Komodo. Pihaknya memperkirakan ketika Pulau Komodo ditutup maka akan terjadi penumpukan wisatawan terutama di Pulau Rinca.
Abed berharap, penutupan ketika rencana Pulau Komodo untuk sementara direalisasikan maka diikuti dengan pembenahan unsur amenitas di salah satu destinasi wisata prioritas secara nasional itu.
"Aspek-aspek seperti fasilitas medis, pemadam kebakaran, rest area, penanganan sampah, serta peningkatan keamanan dan lainnya kita berharap dibenahi sehingga penutupan itu menjadikan destinasi setempat lebih baik dari sebelumnya," katanya.