DIDADAMEDIA, Bandung - Dinas Kehutanan Provinsi Jabar menyambut baik program Bambu Juara Bambu Jawa Barat (Baju Baja). Program tersebut dinilai mampu menciptakan peluang konservasi.
"Hadirnya Hijau Lestari Indonesia sebagai penggagas program merupakan bagian dari menciptakan peluang konservasi di mana Jawa Barat memiliki 9.011 hektare area sebagai lahan kritis dan 30 persen nya harus segera dilakukan perbaikan secara cepat," kata Sekretaris Dinas Kehutanan Jawa Barat Budi Juanda.
Budi mengatakan hal itu saat beraudiensi dengan panitia pelaksana program Baju Baja yang dipimpin Oki Hikmawan di Aula Utama kantor dinas kehutanan Jawa Barat Jalan Soekarno Hatta No 751 Bandung, Selasa (12/2/2019). Audiensi dilakukan sebagai tindak lanjut dari irisan program yang akan berkolaborasi dengan lima dinas terkait di lingkungan Pemprov Jawa Barat.
Menurut Budi, keberadaan Lembaga Swadaya Masyarakat berperan penting dalam meningkatkan proses penanganan lahan konservasi. Maka, kata dia, program Baju Baja ini menjadi tolok ukur bagi peningkatan Hutan Rakyat dalam potensi perekonomian Jawa Barat pada umumnya.'
Senada dengan prospek ke depan, pembentukan ekonomi kerakyatan yang akan dilakukan Baju Baja diarahkan untuk berkolaborasi dengan dinas UMKM sebagai bagian program untuk sinergitas menjadi bagian sokoguru ekonomi rakyat Jawa barat.
Selain potensi penyebaran bibit Bambu di provinsi Jawa Barat, program ini akan berkolaborasi dengan BP DAS dalam penanggulangan penanaman di garis sempadan sungai di seluruh wilayah Jawa Barat. Terutama di hulu sungai untuk perbaikan potensi Air sebagi bagian dari konservasi tepat ssran.
Sementara itu, pengarah program Iyan Rafiyan mengatakan, Baju Baja adalah sebuah bentuk sinergitas masyarakat yang peduli dan berkontribusi langsung bagi perbaikan alam Jawa Barat pada khususnya.
Arahan serta petunjuk dan fasilitas pemerintah daerah, kata dia, merupakan bentuk kolaborasi yang baik dalam membentuk sebuah program yang berkesinambungan bagi Hijau Lestari Indonesia dan Dinas kehutanan Jawa Barat secara efektif dan Efisien.
"Ke depan kami berharap potensi Hasil Hutan Bukan kayu dan utamanya Bambu dapat berperan penting sebagai kearifan lokal yang memiliki peranan penting dalam menjaga struktur Ekonomi bagi masyarakat pada umumnya," tandas Iyan.
Iyan menambahkan, sambutan baik dari dinas kehutanan Jawa Barat akan ditindaklanjuti dengan perumusan kegiatan bersama untuk menghasilkan bambu yang bukan hanya sekadar penjaga lahan kritis namun menghasilkan potensi ekonomi bagi pelakunya.