Tridinews.com - Pendiri perusahaan teknologi Xiaomi, Lei Jun mengumumkan bahwa mobil listrik Xiaomi SU7 Ultra mencapai kecepatan tertinggi 359,71 km/jam selama uji kecepatan tinggi baru-baru ini di CATARC Yan Cheng Automotive Proving Ground.
“Yang membatasi kecepatan maksimum SU7 Ultra bukanlah mobil itu sendiri, melainkan lintasan uji,” kata Lei seperti dikutip Carnewschina pada Jumat (15/11) waktu setempat.
Xiaomi SU7 Ultra akan menantang lintasan utama di seluruh Tiongkok tahun depan, termasuk kembali ke sirkuit Nürburgring.
Mobil prototipe tersebut menyelesaikan putaran Nürburgring dalam waktu 6 menit 46,874 detik, mencetak rekor baru sebagai mobil empat pintu tercepat di lintasan tersebut.
Mobil ini memiliki panjang 5070 mm, lebar 1970 mm, dan tinggi 1465 mm.
Mobil ini memiliki jarak sumbu roda 3000 mm, berat 2360 kg, dan dapat menampung lima penumpang.
Uji coba ini dilakukan oleh David Pittard, juara Nürburgring 24-Hour Endurance Race 2023, yang mencapai kecepatan maksimum 324 km/jam di lintasan lurus belakang.
Setelah menyelesaikan uji coba, kendaraan tersebut dikembalikan ke Tiongkok dan dipamerkan di ajang Guangzhou Auto Show 2024 hari ini.
Meski Xiaomi SU7 baru berada di pasaran selama 230 hari, produk ini telah diproduksi sebanyak 100.000 unit.
Sepuluh menit setelah SU7 Ultra diumumkan, Xiaomi menerima 3.680 pesanan awal.
Lei Jun juga memperkenalkan sistem Hyper-Autonomous Driving (HAD) baru Xiaomi. Sistem ini akan menjalani uji coba internal mulai 16 November, dan peluncuran publik yang lebih luas diharapkan pada bulan Desember mendatang.
Sistem HAD bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan keselamatan berkendara dengan memberikan perilaku berkendara yang lebih halus dan mengurangi akselerasi dan pengereman mendadak.
Sistem ini menggunakan data berkendara di dunia nyata untuk meningkatkan prediksi rute dan menyesuaikan keputusan berkendara berdasarkan kondisi waktu nyata.
Xiaomi menekankan bahwa sistem ini dapat menavigasi lingkungan yang kompleks, seperti ruang sempit, persimpangan yang ramai, dan jalan dengan rintangan.
Memperkenalkan Vision-Language Model (VLM) yang dirancang untuk membantu sistem menangani skenario kompleks dengan lebih baik, termasuk permukaan jalan yang tidak rata, zona konstruksi, dan persimpangan berbentuk T.