Indonesia Tingkatkan Perdagangan dengan Lebanon

indonesia-tingkatkan-perdagangan-dengan-lebanon Ilustrasi. (net)
DIDADAMEDIA, Jakarta - Duta Besar Indonesia untuk Lebanon Hajriyanto Thohari mengatakan Indonesia dapat meningkatkan perdagangan dengan Lebanon.

"Lebanon juga masih berada dalam kondisi di boikot oleh Amerika Serikat di bidang perdagangan. Itu merupakan tantangan bagi Indonesia untuk meningkatkan perdagangan dengan Lebanon," ujar Hajriyanto Thohari di kantor The Centre for Dialogue and Cooperation among Civilisations (CDCC), Jakarta, Senin (12/2/2019) malam.

Berdasarkan keterangan dari KBRI Beirut, mengutip data dan statistik bea cukai Lebanon, perdagangan bilateral Indonesia-Libanon pada tahun 2017 mencapai level tertinggi 108,9 juta dolar AS, dimana Indonesia surplus sekitar 90 persen.

Total investasi langsung asing di Indonesia hingga tahun 2017 mencapai 32,24 juta dolar AS, yang didistribusikan di beberapa sektor industri dan jasa, terutama kafe, resor, industri kimia, mebel, dan perdagangan umum. Meski Lebanon tidak memiliki sumber daya alam melimpah, lanjut dia, tetapi pendapatan per kapita cukup tinggi mencapai 32 ribu dolar AS dolar.

"Pendapatan per kapita tinggi disebabkan ada 16 juta pekerja Lebanon yang bekerja di luar negeri. Mereka selalu mengirimkan uangnya ke Lebanon. Pekerja tersebut berada di profesi-profesi modern seperti dokter, insinyur, teknisi, pengusaha, maupun pimpinan di perusahaan berstandar internasional," kata dia. 

Lebanon memiliki populasi sebesar 5,6 juta terdiri atas 2 juta pengungsi, 1,5 juta pengungsi dari Suriah, 500 ribu dari Palestina, sisanya penduduk Lebanon sendiri. "Lebanon sebuah negeri sangat liberal dari ekonomi, sosial, budaya maupun agama. Lebanon sebuah negara yang sangat majemuk," kata dia.

Dia menambahkan pembagian kekuasaan di Lebanon berdasarkan sekte. "Bahwa Presiden harus seorang Kristen. Perdana Menteri harus seorang Muslim Sunni. Sedangkan Ketua parlemen harus seorang Muslim Syiah," kata dia.


Editor: redaktur

Komentar