DIDADAMEDIA, Bandung - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengingatkan era digital tak bisa hanya dilihat potensi besarnya dalam bidang ekonomi tapi juga sisi gelapnya. Terutama, ancaman terhadap keutuhan Indonesia sebagai bangsa dan negara.
"Kita ini bersatu karena kesamaan nasib. Bukan karena kesamaan bahasa atau suku. Kesamaan nasib itulah yang mengikat kita untuk membuat kesepakatan yang bernama Pancasila. Inilah yang akan kita jaga bersama sampai kapanpun," ucap Emil, sapaan akrabnya Ridwan Kamil dalam orasi pekerja kreatif di Gedung Sabuga, Institut Teknologi Bandung, Minggu (10/2/2019) malam.
Emil mengatakan, sudah banyak kisah negara-negara besar yang pecah bahkan musnah. Afghanistan, misalnya. Tujuh suku besar di sana tak pernah berhenti bertikai. Begitu juga Yugoslavia yang kini terpecah menjadi Serbia, Bosnia - Herzegovina, dan Kroasia. "Di Afghanistan, seminar yang membicarakan industri kreatif seperti ini tak mungkin dilakukan," tuturnya.
Karena itu, keragaman suku, agama, bahasa, dan ras, menurut dia, harus dijaga agar industri kreatif bisa terus tumbuh di Indonesia.
Selain itu, penguatan SDM juga harus dilakukan. Sebab, manusia Indonesia di masa depan tak hanya harus pintar secara intelektual tapi juga emosional. "Jangan sampai ketika ditilang, motor dirusak sendiri," pungkasnya.