Didada Media - Atmosfer Kinerja sektor manufaktur Indonesia semakin membaik pada penutupan tahun 2023 sekaligus menandai ekspansi dalam kurun waktu 28 bulan terakhir secara berturut-turut dan optimisme pelaku industri terhadap prospek penjualan pada 2024 juga semakin menguat.
Survei menunjukkan bahwa pesanan baru di masa mendatang meningkat mengingat kondisi permintaan yang membaik, termasuk permintaan dari luar negeri serta faktor ekspansi pada basis pelanggan. Hal ini mendorong kenaikan jumlah tenaga kerja dan aktivitas pembelian perusahaan pada bulan lalu.
Data terbaru S&P Global menunjukkan bahwa ekspansi manufaktur Indonesia tercermin dalam indeks manajer pembelian (purchasing managers' index/PMI) yang tercatat di angka 52,2 pada Desember 2023, yang juga merupakan rekor ekspansi tercepat sejak September sekaligus memperpanjang periode ekspansi dalam 28 bulan berturut-turut. Pembacaan di atas 50 menandakan pabrik-pabrik dalam kondisi ekspansi, sementara indeks di bawah 50 mencerminkan kontraksi.
"Indikator PMI pada masa mendatang, termasuk indeks penumpukan pekerjaan dan output masa depan juga menunjukkan tren positif terutama kepercayaan diri bisnis secara keseluruhan naik ke posisi dua tertinggi dalam kurun satu tahun," kata Economics Associate Director S&P Global Market Intelligence, Jingyi Pan, dalam laporan terbarunya pada Selasa (2/1).
Kementerian Perindustrian Indonesia menyebut peningkatan indeks PMI pada akhir tahun sejalan dengan survei internal mereka yakni Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pada Desember 2023 yang tercatat di angka yang signifikan untuk melanjutkan ekspansi selama 13 bulan. Dengan kinerja positif itu, pemerintah menargetkan sektor industri pengolahan tumbuh 5,8 persen tahun ini, lebih tinggi dari target tahun lalu yakni 4,8 persen.
Pemerintah optimistis kinerja manufaktur tahun ini semakin membaik, yang didukung dengan berbagai kebijakan strategis yang diklaim telah berjalan sesuai target.
"Hanya Indonesia dan India yang mampu mempertahankan level PMI di atas 50 poin selama lebih dari 25 bulan. Kinerja baik ini tentu harus kita jaga dan tingkatkan," kata Menteri Perindustrian RI Agus Gumiwang Kartasasmita dalam pernyataan resminya.
Namun, dia menyebut dua tantangan yang masih dihadapi pelaku industri domestik dan menjadi pekerjaan rumah pemerintah, yaitu kebijakan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) yang belum berjalan optimal serta pengendalian impor.