DIDADAMEDIA - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto setuju bahwa isu pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) 1998 selalu muncul dikaitkan dengannya setiap gelaran Pilpres.
Prabowo mengatakan bahwa hal tersebut sah-sah saja. Di Indonesia yang merupakan negara demokrasi, menurutnya warga memiliki kebebasan untuk memilih pemimpin.
"Selalu dibilang ini lah, itu lah, mau kudeta, ya kan? Dan sebagainya, penculik, pembunuh, jadi gimana ya? Saya mau apakan?" ucap Prabowo dalam acara Mata Najwa.
"Bahwa ini kan demokrasi, kalau rakyat percaya semua tudingan-tudingan itu, ya rakyat enggak usah pilih saya, selesai kan?" ucapnya.
Prabowo mengakui bahwa isu pelanggaran HAM 1998 telah dikaitkan dengan dirinya sejak mengikuti Pemilu 2004. Ketika itu, Prabowo mengikuti konvensi Partai Golkar dan isu 1998 dikaitkan dengannya hingga menjadi capres dan cawapres.
"Memang tiap kali saya ikut, apalagi kalau angka polling saya agak bagus, ya mulai keluar HAM dan sebagainya. Saya kira dalam kehidupan politik dimana-mana itu biasa. Apalagi dalam demokrasi liberal, lawan itu harus kita turunkan popularitasnya," ujar Prabowo.
Ia mengatakan bahwa isu 1998 yang dikaitkan dengannya menjadi resiko telah menjadi anggota TNI. Meskipun begitu, Prabowo menyatakan dirinya telah melaksanakan tugas sebaik-baiknya dan sesuai dengan sumpah.