DIDADAMEDIA, Bandung - Liam Keng adalah sebuah prosesi ibadah yang dilakukan jemaah ketika merayakan Imlek. Ini merupakan salah satu bentuk persembahan kepada dewa dengan membakar koper yang dibuat khusus.
Di dalam koper tersebut berisikan kurang lebih 30 gulungan 'uang-uangan' berwarna emas dari kertas khusus. Ada dua jenis uang yang dibakar, Kim Cua yang berwana emas untuk persembahan dewa dan Gin Cua berwarna perak untuk penghormatan kepada keluarga yang meninggal.
Tradisi bakar koper dan Kim Cua dilakukan menjelang perayaan Imlek, sedangkan Gin Cua ketika ada anggota keluarga yang meninggal, jadi tidak harus saat momen Imlek.
Uang-uangan dari kertas dengan lapisan emas (Kim Cua)
Kim Cua pada zaman dahulu terbuat dari daun singkong, tetapi sekitar tahun 1950-an bahannya diganti menjadi kertas polos dengan gambar dewa di tengahnya. Sedangkan kopernya dilapisi kertas wajit berwarna emas di bagian luarnya.
Prosesi pembakaran sendiri dapat dilakukan di vihara, seperti halnya Vihara Dharma Ramsi Kota Bandung. Untuk Imlek tahun ini kurang lebih ada 50 koper yang dibakar.
Pengelola Vihara Dharma Ramsi, Asikin, menuturkan setiap jemaah tidak wajib melakukan prosesi Liam Keng. Menurutnya hal itu tergantung kemampuan jemaah.
Dia menjelaskan, biasanya jika seseorang memiliki rezeki yang baik pada tahun ini, maka sebagai bentuk rasa syukur mereka akan melakukan prosesi Liam Keng.
"Tahun ini jumlahnya 50 orang yang mempersembahkan Liam Keng untuk dewa. Sekarang sudah tidak menerima lagi karena keterbatasan tempat," kata Asikin saat ditemui di Vihara Dharma Ramsi, Senin (4/1/2019).
Pengelola Vihara, Asikin menunjukkan tungku api tempat pembakaran Liam Keng
Koper berisi Kim Cua itu dibakar di tungku api sembari memanjatkan doa. Persembahan Liam Keng ditujukan kepada 27 altar dewa yang berada di Vihara Dharma Ramsi.
"Kita Vihara Tridharma, artinya ada Budha, Taoisme dan Konghucu. Jadi Liam Keng diberikan tergantung kepada dewa siapa yang merasa melindungi mereka, setiap tahun bisa berbeda-beda," ungkapnya.
Prosesi Liam Keng juga akan diadakan kembali setelah Imlek, tepatnya dalam perayaan Cap Go Meh. Kemudian akan dilakukan lagi menjelang Imlek tahun berikutnya.