DIDADAMEDIA, Bandung - Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum merasa 'heran' karena belum banyak petani di Jawa Barat bercocok tanam kedelai.
Padahal kata sosok yang akrab disapa Kang Uu itu, pasar untuk komoditas kedelai sangat terbuka dan menjanjikan keuntungan lebih dari lumayan. Sebab sejumlah sektor industri yang membutuhkan suplai kedelai.
Di Indonesia misalnya, kedelai dibutuhkan untuk sektor usaha tahu, tempe, dan kecap. Selain itu banyak juga negara yang membutuhkan suplai kedelai, terutama untuk kawasan Asia Tenggara dan Timur seperti Tiongkok dan Jepang.
Kendati masih banyak petani yang lebih suka menanam padi dibandingkan kedelai, Uu mengungkapkan pihaknya akan terus berusaha mengajak petani agar mau mencoba mengembangkan kacang kedelai.
Dalam upaya mengenalkan potensi kedelai ini, kata Kang Uu, Pemprov Jabar akan mencoba memberi sejumlah pelatihan kepada petani. Apalagi selama ini, terutama sektor usaha tahu dan tempe di Jabar, masih lebih mengandalkan kedelai impor.
"Tapi tetap dipikirkan oleh kami, sebab kedelai saat ini banyak didatangkan dari luar daerah, bahkan diimpor untuk dikonsumsi Jabar. Padahal kedelai Jabar lebih bagus. Pembuat kecap, tempe, tahu di Jabar sudah tidak diragukan lagi jumlahnya," jelasnya.
Lebih lanjut Uu memaparkan, beras organik juga menjadi komoditas yang perlu terus digenjot pemasarannya hingga ke pasar internasional. Diakuinya, beras organik asal Jabar sudah tembus ke lima benua di dunia.
Dia menilai, seiring dengan banyaknya petani yang berhasil menghasilkan beras organik maka akan sejalan dengan mudahnya mendapatkan pupuk. Sehingga berdampak baik terhadap pesatnya peningkatan produksi beras organik Jabar.
Ke depan, Pemprov Jabar menargetkan agar semua kabupaten yang memiliki areal pertanian luas, dimanfaatkan untuk menanam beras organik agar jangkauan ekspor bisa semakin meluas. "Yang cukup besar sekarang di Tasikmalaya, kelompok tani sudah ada lewat Gapoktannya," tuturnya.
Editor: redaktur
Punya Potensi Besar, Kang Uu Dorong Petani di Jabar Lirik Kedelai
