DIDADAMEDIA, Bandung - Manajer Persiwa Wamena Bina Putra FC, Borgo Pane seolah merasa 'gagal paham' dan menilai keputusan penundaan pertandingan leg kedua Persib melawan Persiwa di babak 32 besar Piala Indonesia 2018/2019, melanggar regulasi.
Menurut Borgo, keputusan penundaan harusnya mengacu pada regulasi PSSI. Menurut dia, harusnya jangan sampai terjadi pemakluman dari federasi kepada klub yang gagal menggelar pertandingan karena alasan kesulitan mendapatkan izin dari kepolisian.
“Itu kan kalau bahasa resmi ditunda, tapi itu ‘bahasa’ (alasan) Persib. Kita kan kiblatnya ke PSSI, jadi kami sudah ada komunikasi dengan Mas Irfan (Suryadireja/Media Officer Persib), komunikasinya gak dapat izin, stadionnya bermasalah. Saya menunggu surat dari PSSI,” ungkap Borgo.
Menurut Borgo, penundaan pertandingan leg kedua antara Persib melawan Persiwa menunjukkan lemahnya kapasitas dan integritas PSSI sebagai federasi dan penyelenggara turnamen Piala Indonesia yang sejak awal memang menuai kritikan karena pengaturan jadwal pertandingannya memang cenderung selalu mendadak dari fase ke fase.
“Harusnya kita berangkat, sudah siap. Karena ada kabar itu kita pending (batal berangkat), itulah PSSI harus menunjukan integritas dan kapasitasnya, karena diregulasi dinyatakan, pertandingan bisa ditunda 7 hari sebelum hari H, sementara ini 3 hari. Artinya menurut regulasi Persib harusnya (dinyatakan kalah) WO. Itu kalau kita bicara regulasi,” kata Borgo.
Di sisi lain, Borgo pun menyayangkan kurang cakapnya Panpel Persib menyiapkan pertandingan. Dia membandingkan langkah yang dilakukan Panpel Persiwa yang langsung gerak memastikan lokasi pertandingan agar laga bisa digelar sesuai jadwal.
“Beda sama kita ketika jadwal keluar lawan Persib, kita langsung komunikasi dengan pihak Polres Cirebon. Mereka secara lisan menyatakan tidak siap, kita tunggu 2 hari, kita itu H-10, kita langsung komunikasi dengan Cilacap, dan mereka bilang iya kita langsung komunikasi dengan PSSI,” ujarnya.
“Persib kan bukan tim kemarin sore, di Jawa Barat ada banyak stadion yang representatif. Harusnya mereka berkomunikasi, karena waktu di Cilacap mereka bilang stadion GBLA tidak bisa dipakai, karena gensetnya dicuri, terus kondisinya dalam tahap renovasi ada yang turun. Itu disampaikan ke kita, tapi kita gak ngerti, yang saya tahu, PSSI menunjuk GBLA stadionnya, sampai sekarang saya pegang itu,” tuntasnya.
Editor: redaktur