DIDADAMEDIA - Ukraina yang menjalankan koalisi dengan negara-negara Barat menjadi momen yang menentukan dalam perang melawan Rusia setelah Jerman dan Amerika Serikat menyetujui pengiriman tank tempur utamanya, Leopard 2 dan M1 Abrams.
Jerman dan AS yang mengirim tank tempur utamanya kemudian Inggris yang akan mengirim tank Challenger, diharapkan negara-negara NATO lainnya dapat mengikuti keputusan yang dibuat negara besar tersebut. Beberapa pihak menyebutkan bahwa situasi saat ini dengan game changer.
Dalam perang modern seperti di Ukraina, tank tempur merupakan senjata yang paling efektif untuk menembus pertahanan lawan. Namun, tank sendiri tidaklah ampuh untuk menjalankan operasi militer, mereka membutuhkan bantuan artileri di awal operasi untuk melemahkan pertahanan lawan kemudian dukungan infanteri untuk merebut wilayah yang dijadikan sasaran.
Dalam sejarahnya, apabila hanya tank yang digunakan untuk melumpuhkan pertahanan lawan tidaklah cukup, seperti saat Battle of Cambrai 1917 dimana Inggris mengerahkan ratusan tank untuk memecah kebuntuan perang parit. Awalnya mereka membuat kemajuan namun keunggulan itu tidak bertahan lama karena banyak tank yang rusak dan Jerman memanfaatkan hal itu untuk membalikkan keadaan.
Kemudian di tahun 1940 ketika tentara Inggris dan Prancis dipukul mundur oleh Nazi Jerman di Arras, mereka menggunakan tank untuk memblokade invasi itu yang kemudian dimanfaatkan tentara Inggris untuk meng-evakuasi pasukan di Dunkirk.
Ukraina menegaskan bahwa mereka menggunakan tank bukan hanya untuk bertahan dari serangan rusia, namun untuk merebut kembali wilayah yang sudah diklaim pasukan Kremlin.
Pada akhirnya, mereka membutuhkan sekitar lebih dari 100 tank tempur Barat yang dikerahkan di berbagai wilayah untuk membalikkan keadaan perang, kemudian tank sendiri tidaklah cukup untuk menembus pertahanan lawan, mesti didukung oleh artileri lain seperti dukungan udara dan infanteri.
Inggris, selain mengirimkan Challenger, tetapi juga mengirimkan 30 self-propelled artileri dan kendaraan lapis baja untuk melindungi pasukan.
Ditambah lagi dari Amerika Serikat yang mengerahkan lebih dari 100 kendaraan lapis baja Bradley dan Stryker, kemudian Jerman mengerahkan 40 kendaraan tempur infanteri Marder.
Editor: Budi Mulia Setiawan