Jadi Saksi di Pengadilan, Jakmania Lihat Haringga Tewas Dikeroyok

jadi-saksi-di-pengadilan-jakmania-lihat-haringga-tewas-dikeroyok . (youtube.com)
DIDADAMEDIA, Bandung - Seorang suporter Persija Jakarta, Febri Ramdhan, menjadi saksi dalam sidang lanjutan pengeroyokan suporter Persija, Haringga Sirla, di Pengadilan Negeri Bandung, Kamis (31/1/2019).

Febri Ramdhan hadir untuk menjadi saksi dengan terdakwa Goni Abdulrahman (20), Aditya Anggara (19), Dadang Supriatna (19), Budiman (41), Cepi (20), Joko Susilo (32), dan Aldiansyah (21).

Dalam persidangan Febri memberikan keterangan, saat laga Persib kontra Persija datang sendirian ke Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), untuk menyaksikan pertandingan tersebut, pada September 2018 .

Febri mendengar keributan di antara kerumunan dan melihat salah satu terdakwa yakni Aditya Anggara mengacungkan kartu tanda anggota suporter Persija milik Haringga sambil berkata-kata kasar.

"Ada luka berdarah di kepala dan ada kayu di anus. Setelah itu saya berusaha mencari identitas korban dan ternyata Haringga dan saya melaporkan kejadiannya ke teman-teman saya di Jakarta," katanya.

Dia menuturkan, di lokasi kejadian sudah banyak sekali orang berkumpul dan saat itu Febri sama sekali tidak mengenakan atribut yang mengidentikkan dengan suporter Persija. Saat pengeroyokan, dia berniat untuk menolong Haringga.

"Saya berdoa saja ketika lihat dia dikeroyok. Saya sampai keluar air mata. Awalnya diam saja dan sempat mau membantu tapi mikir itu konyol dan akhirnya saya cari polisi," ujar Febri. 

Setelah melaporkan kejadian tersebut kepada polisi dan kembali lagi ke lokasi pengeroyokan, Febri melihat kondisi Haringga sudah mengenaskan.

Selain suporter Persija, pada persidangan tersebut juga dihadirkan saksi lainnya yakni Dede Supriadi (suporter Persib), Adeng (pedagang cuanki) dan Fitri yang merupakan teman terdakwa Aditya Anggara. Saksi lainnya, yakni, Dede Supriadi mengaku pada saat kejadian dirinya berniat untuk melerai pengeroyokan terhadap Haringga.

"Saya lihat ada yang menjatuhkan batu ke kepala korban, saya spontan langsung mendekat untuk melerai tapi tidak bisa karena kondisinya tidak memungkinkan. Apalagi, saat itu saya memakai atribut Persib," ujar dia.


Editor: redaktur

Komentar