DIDADAMEDIA, Bandung - Dari sekitar 9 juta balita di seluruh Jawa Barat, baru 11% atau sekitar 900.000 di antaranya yang terlayani oleh Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
Karenanya, dibutuhkan sebuah forum komunikasi untuk mengembangkan pemerataan lembaga-lembaga PAUD dan Pendidikan Masyarakat (Dikmas).
Pertama di Indonesia, Jawa Barat melalui Pusat Pengembangan PAUD dan Dikmas mengukuhkan pengurus Forum Komunikasi Kepala Bidang PAUD Dikmas Kabupaten/Kota se-Jawa Barat Periode 2019-2021, di PP PAUD & Dikmas Jabar, Jalan Jayagiri No 63 Lembang, Rabu (30/1/2019).
Bunda PAUD Jawa Barat Atalia Praratya Kamil yang hadir pada acara tersebut menuturkan, rendahnya angka partisipasi PAUD tersebut disebabkan oleh beberapa faktor.
Masing-masing terbatasnya jumlah lembaga pelayanan PAUD, terbatasnya jumlah tenaga pendidik PAUD yang berkualitas, kurangnya kesadaran dari keluarga dan stakeholder akan pentingnya PAUD, serta salahnya fokus materi pendidikan PAUD yang cenderung mengacu pada baca tulis hitung (calistung).
“Pengukuhan forum komunikasi ini penting, karena tadi saya baru membaca data bahwa di Jawa Barat sendiri hanya 11% dari jumlah balita yang terlayani PAUD, artinya bahwa baru 900.000-an dari yang seharusnya mungkin sekitar 9 juta balita,” pungkas Atalia dalam sambutannya.
“Di Jawa Barat ini tidak semua kelurahan dan desa memiliki lembaga PAUD. Kemudian ternyata tenaga pendidik PAUD yang berkualitas masih terbatas. Ada juga yang menjadi konsen saya bahwa pengajaran PAUD yang seharusnya 80% adalah membangun sikap, ternyata masih fokus pada calistung,” paparnya dalam siaran pers yang diterima DIDADAMEDIA.
Atalia mengatakan, pihaknya berencana untuk berkeliling Jawa Barat guna meninjau langsung ke lembaga-lembaga PAUD. Tujuannya, adalah untuk mendata langsung permasalahan, kendala, kebutuhan, bahkan potensi dari seluruh lembaga PAUD.
“Insya Allah mulai bulan Februari ini saya bersama Dinas Pendidikan dan Dinas Komunikasi dan Informasi Provinsi Jawa Barat akan berkeliling ke seluruh Jawa Barat selama satu tahun ini, mungkin per tiap dua minggu. Kita akan langsung hadir ke lembaga-lembaga PAUD sehingga kita bisa melihat apa yang perlu didorong, apa yang menjadi permasalahan, atau yang menjadi potensi dari lembaga PAUD yang ada di wilayah Kabupaten dan Kota,” kata Atalia.
Terkait Dikmas, Atalia menawarkan PP PAUD Dikmas untuk bersinergi dalam mensukseskan program Sekoper Cinta (Sekolah Perempuan Capai Impian dan Cita-cita).
Menurutnya, program ini akan mendorong terbentuknya perempuan-perempuan berpengetahuan yang akan mampu mendidik dan mendorong anak-anaknya supaya mau belajar dan juga bermimpi bahwa mereka mampu menggapai cita-cita.
“Insya Allah kegiatan ini (pelatihan Sekoper Cinta) akan mulai dilaksanakan tahun ini ke seluruh 27 Kota/Kabupaten melalui program P2WKSS (Peningkatan Peran Wanita Menuju Keluarga Sehat Sejahtera), sehingga akan ada 100 perempuan yang dimulai untuk mendapatkan pengajaran terkait dengan sekoper cinta ini,” ujarnya.
Lebih jauh, Kepala PP PAUD Dikmas Jawa Barat Bambang Winarji menyebutkan, forum komunikasi yang baru saja dikukuhkan ini akan memudahkan koordinasi antara pihak pemerintah provisi Jawa Barat dengan pemerintah daerah Kabupaten/Kota, khususnya yang berkaitan dengan ke-PAUD-an.
Sebagai forum komunikasi kepala bidang PAUD dan Dikmas yang pertama dibentuk di Indonesia, dia inginkan forum komunikasi ini menjadi contoh bagi provinsi lainnya. Bambang juga berharap forum komunikasi ini segera menyusun program kerjanya guna membawa dampak positif bagi kemajuan PAUD dan Dikmas di Jawa Barat.
“(Forum komunikasi) Ini akan memudahkan koordinasi antatra dinas provinsi sebagai perpanjangan tangan gubernur, dalam menyampaikan visi misinya dan ada cantelan yaitu tentang ke-PAUD-an dari tingkat provinsi ke Kota/Kabupaten,” kata Bambang.
“Dengan forum ini kita berharap mudah-mudahan akan membawa dampak kemajuan PAUD dan Dikmas di Provinsi Jawa Barat, serta tentunya segera menyusun jadwal dan program kegiatan yang mengacu sesuai dengan visi misi pemerintah,” harapnya.