DIDADAMEDIA, Bandung - Maxxindo Communication bersama Krishna Studio, menggelar Legenda Batik Nusantara 2019 mulai Rabu (30/1/2019) sampai Minggu (1/2/2019) di Graha Manggala Siliwangi, Jalan Aceh, Kota Bandung.
Beragam jenis kain tradisional, batik dipamerkan di 80 stand booth. Sebut saja Batik dari Jawa, Ulos dari Sumatera Utara, Songket dari Sumatera Selatan, Kain Sasirangan di Kalimantan Selatan, hingga hasil tenun dari NTT.
"Tren batik 2019 ada dua tren yang sama kuat, batik kontemporer yang kekinian dan pop dari tangan seniman muda, sehingga menghadirkan batik tanpa pakem tertentu, melainkan dikombinasi eksistensi baru," ujar Operational Maxxindo Communication, Yuwono Andi kepada wartawan, Rabu (30/1/2019).
Andi menyatakan, kata legenda sudah tercetus tiga tahun lalu dengan makna suatu cerita di kalangan rakyat yang dimplementasikan melalui batik. "Jadi harapannya batik Indonesia bisa melegenda di Indonesia," tambahnya.
Untuk menarik pengunjung dan lebih memeriahkan acara pameran, penyelenggara juga menggelar diskusi dan talkshow bersama komunitas dengan tema 'Batik Pemersatu Bangsa'.
Selain itu, juga diluncurkan batik yang diberi nama 'Kang Emil' yang cukup menarik perhatian pengunjung. "Karena emang dasarnya seorang arsitektur jadi membuat desain sendiri dengan kolaborasi pengrajin di Cirebon, tapi emang belum diproduksi secara masal," tambahnya.
Beragam jenis batik untuk kegiatan formal maupun santai semua tersaji secara lengkap. Pameran tahun ini, masih melibatkan perajin batik dari seluruh Indonesia. Uniknya, para pengunjung juga bisa membuat kain sesuai selera di pameran tersebut.
"Kita selalu berusaha untuk berinovasi dari tahun ke tahun, tahun ini selain lebih banyak tenantnya, konsepnya pun ada beberapa yang ubah," imbuhnya.
Disinggung terkait turunnya daya beli masyarakat, tak membuat Andi khawatir. Dia justru optimistis pameran yang digelar tetap dibanjiri oleh pengunjung. Hal ini terlihat dari tingginya antusiame pengunjung di hari pertama.
"Dengan adanya pemeran ini kan terjadi transaksi antara penjual pembeli khususnya pasar di Bandung dan Jabar pada umumnya," imbuhnya.
Jadi customer di Jabar tidak perlu jauh jauh ke ujung Jawa Timur atau Jawa Tengah untuk mencari batik. "Cukup datang ke pameran ini saha. Saya target omzet bisa mencapai Rp10 miliar, semoga bisa tercapai," pungkasnya.
Editor: redaktur