DIDADAMEDIA, Bandung - Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS) Bandung menggelar dies natalis atau hari jadi ke-54, Rabu (30/1/2019) yang sejatinya dilaksanakan pada 20 Desember.
Namun karena saat itu aktivitas di civitas akademi STKS sedang libur karena berbarengan dengan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN), pelaksanaan dies natalis STKS Bandung diundur jadi Rabu (30/1/2019) dan dihadiri oleh Menteri Sosial, Agus Gumiwang Kartasasmita.
Salah satu rencana ke depan yang akan diwujudkan oleh Kemensos adalah mengubah STKS jadi Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung. "Tahun 2019 ini, STKS Bandung siap mengalami perubahan bentuk menjadi politeknik kesejahteraan sosial Bandung," kata Kepala Badan Pendidikan, Penelitian dan Penyuluhan Sosial (BP3S) Kemensos, Harry Z Soeratin di kampus STKS Bandung, Rabu (30/1/2019).
Saat ini, lanjutnya, STKS Bandung memiliki tenaga pendidik atau dosen sebanyak 71 orang, ditambah tenaga kependidikan 78 orang. Tenaga dosen terdiri dari Lulusan S3 sebanyak 34 orang (49%) dan lulusan S2 37 orang (51%).
"Dari 34 dosen yang telah meraih gelar doktor, sebanyak 20 orang adalah lulusan pekerjaan sosial atau kesejahteraan sosial, selebihnya adalah lulusan dalam bidang pendidikan, sosiologi, psikologi dan kesejahteraan keluarga," ucapnya.
Dalam rangka pengembangan SDM dosen di STKS Bandung, saat ini juga sedang dipersiapkan sebanyak tujuh calon dosen melalui kegiatan magang dan lima orang calon dosen CPNS.
"Selain itu lima orang dosen STKS Bandung sedang mengikuti pendidikan doktoral jurusan Kesejahteraan Sosial di Universitas Padjadjaran, kami pun mempersiapkan 18 orang lektor kepala yang diharapkan untuk segera menjadi profesor," bebernya.
Mahasiswa aktif STKS Bandung, per 2018 sebanyak 1.606 orang, terdiri dari Program Studi Sarjana Terapan sebanyak 1.564 orang, Program Pascasarjana Spesialis-1 dan Program Studi Magister Terapan Pekerjaan Sosial sebanyak 42 orang.
Editor: redaktur