DIDADAMEDIA, Bandung- Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan Cina membuat jengkel Presiden Trump yang mencak-mencak "untuk mulai membangun komputer dan barang-barang sialan mereka di negara ini". Namun apa daya karena produsen komputer kebanggaan AS, Apple, tidak mungkin membawa manufakturnya ke tanah mereka dari Cina.
Sekrup mungil menjadi alasan mengapa manufaktur Apple di Cina tidak bisa dibawa pulang ke AS untuk saat ini. Pasalnya, di Cina, Apple mengandalkan pabrik yang dapat memproduksi sekrup khusus dalam jumlah besar dalam waktu singkat untuk memproduksi Mac dan iPhone. Sementara di Austin, Texas, dimana Apple memulai pembuatan komputer USD3.000, butuh banyak perjuangan untuk menemukan cukup sekrup.
Di Cina, Apple mengandalkan pabrik yang dapat memproduksi sekrup khusus dalam jumlah besar dalam waktu singkat. Di Texas, di mana mereka mengatakan semuanya lebih besar, ternyata pemasok sekrup tidak mencukupi. Ini pula yang mengakibatkan salah satu dari beberapa masalah yang menunda penjualan komputer selama berbulan-bulan di sana. Ini bisa diatasi manakala Apple telah memesan sekrup dari Cina.
Tantangan di Texas menggambarkan masalah yang akan dihadapi Apple jika mencoba memindahkan sejumlah besar manufaktur dari Cina. Apple telah menemukan bahwa tidak ada negara yang dapat menandingi kombinasi skala Cina; keterampilan, infrastruktur dan biaya.
"Keterampilan di sini sangat luar biasa," kata Timothy D. Cook, Chief Executive Apple di Cina beberapa waktu lalu.
Dilansir New York Times, di Cina, Apple mengatakan akan melewatkan ekspektasi pendapatan untuk pertama kalinya dalam 16 tahun, sebagian besar karena penjualan iPhone yang melambat di Cina. Perusahaan dapat menghadapi lebih banyak tekanan keuangan jika administrasi Trump mengenakan tarif pada telepon buatan China.
Apple telah mengintensifkan pencarian cara-cara untuk mendiversifikasi rantai pasokannya. Menurut sumber setempat, perburuan itu mengarah pada India dan Vietnam. Para eksekutif perusahaan semakin khawatir bahwa ketergantungannya yang besar pada Cina untuk manufaktur berisiko di tengah meningkatnya ketegangan politik kedua negara.
Editor: redaktur