DIDADAMEDIA, Bandung - Dinas Kesehatan Provinsi Jabar mencatat delapan orang meninggal dunia akibat penyakit demam berdarah terhitung sejak Januari 2019.
"Ada delapan orang yang meninggal," kata Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Provinsi Jabar, Widyawati, saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Selasa (29/1/2019).
Kebanyakan warga yang meninggal lantaran terlambat mendeteksi demam berdarah. "Ada keterlembatan dalam penanganan. Biasa itu terjadi, karena dianggapnya demam biasa, enggak di periksa ke layanan kesehatan," jelasnya.
Namun saat disinggung daerah mana yang paling banyak terjangkit penyakit DBD ini, dia tidak menjabarkan hal tersebut. "Untuk datanya, ada tapi saya lupa dari mana, yang pasti angka (delapan) itu, dari 27 Kota dan Kabupaten di Provinsi Jabar," katanya.
Dengan meningkatnya penyakit DBD ini lanjut Widya, pihaknya telah meningkatkan kembali sosialisasi ke wilayah-wilayah. Kemudian melakukan fooging (pengasapan) guna penanggulangan penyakit DBD ini.
"Kita terus upayakan sosialisi ke wilayah, untuk deteksi dini. Serta juga melakukan fooging, namun untuk diketahui fooging ini hanya untuk nyamuk dewasa, sedangkan telur nyamuk itu bisa produksi 100 dalam sehari, makanya itulah dilakukan sosialisasi untuk pencegahannya, seperti pemeriksaan sarang nyamuk," pungkasnya.