Terus Bertahan Meski Digempur Gadget

terus-bertahan-meski-digempur-gadget kapal tok tok, gadget, indramayu. (pindainews/win)
DIDADAMEDIA, Bandung -- Bagi generasi 1970-1990-an, tentunya masih ingat mainan yang satu ini. Ya, sebuah kapal-kapalan sederhana terbuat dari bahan logam tipis dan berbahan bakar minyak kelapa yang berbunyi "tok...tok..tok". Namun, sepertinya, masih banyak generasi milenial yang tidak mengetahuinya. Itu karena, anak muda zaman now lebih mengenal game melalui gadget dan lainnya.

Kendati digempur beragam jenia game gadget, ternyata, kapal tok tok masih tetap bertahan hingga kini. "Alhamdulillah, yang beli masih ada. Rata-rata, terjual 10-15 buah per harinya," tandas Rudi, pedagang beberapa jenis mainan tradisional di areal Rumah Makan Bancakan, Jalan Trunojoyo Bandung.

Rudi tidak memungkiri bahwa mainan yang ada sejak dekade 1960-an itu masih bertahan. Padahal, katanya, pada era sekarang, banyak jenis mainan yang lebih moderen. Sebut saja, kata dia, game online dan lainnya.

Rudi mengutarakan, umumnya, pembeli kapal tok tok ini adalah pengunjung. Mereka, kata dia, asal dari berbagai daerah.  Ketertarikan pengunjung untuk membeli kapal ini, sambung dia, karena keunikannya. Terutama, ucap dia, menggunakan minyak kelapa sebagai bahan bakarnya dan memiliki bunyi yang tidak terdapat pada mainan moderen sejenis.

Menurutnya, mainan ini menunjukkan bahwa para pionir pembuatnya memiliki dan memahami teknologi. Meskipun, tambahnya, teknologi mainan ini sangatlah sederhana.

Rudi meneruskan, harga jual kapal tok tok sangatlah murah. Nominalnya, ujar dia, senilai Rp 20 ribu per buah. "Saya mengambilnya langsung dari pembuatnya, yaitu di Indramayu. Saya ambil sedikitnya 3-4 kodi atau sekitar 60-80 buah setiap pengambilan," tuturnya.

Rudi berharap, mainan ini dapat bertahan karena dapat menjadi warisan negeri ini. "Tentu saja, ada kekhwatiran bahwa mainan ini terus tergerus oleh mainan moderen. Harapannya, kapal tok tok dapat terus bertahan dan tidak hilang oleh perkembangan zaman," tutup Rudi.  

Editor: redaktur

Komentar