DIDADAMEDIA, Bandung - Petenis Jepang, Naomi Osaka menjadi petenis nomor satu dunia yang baru setelah melalui pertandingan dramatis menghadapi Petra Kvitova (Ceko) di final turnamen tenis Grand Slam Australia Terbuka di Melbourne, Sabtu (26/1/2019).
Osaka, juara AS Terbuka 2018 berusia 21 tahun dan unggulan keempat itu, sempat gagal memanfaatkan tiga kali 'championship point' dan menyerah pada set kedua, tapi kembali bangkit merebut set ketiga untuk memenangi pertandingan dengan skor akhir 7-6 (7-2), 5-7, 6-4.
Bagi Kvitova, 28 tahun, dan unggulan ke delapan, penampilan di final merupakan pencapaian terbaik sejak cedera setelah ditikam dengan pisau oleh penyusup di rumahnya pada 2016 lalu.
Ada pemandangan berbeda saat penyerahan tropi juara dibanding di AS Terbuka tahun lalu ketika Osaka saat itu tampak kikuk dan terbata-bata saat memberika kata sambutan.
Tapi di Melbourne, Osaka tampak berbeda karena selalu menebar senyum saat prosesi penyerahan tropi. "Ehm... halo. Maaf, berbicara di depan publik memang bukan keahlian saya, jadi saya berharap bisa melewatinya," kata Osaka seperti dikutip bbc.com.
"Saya sebelumnya sudah membuat catatan, tapi masih lupa kata-kata yang akan saya ucapkan. Terima kasih semua, saya benar-benar merasa terhormat karena bisa mencapai final," katanya.
Kemenangan tersebut membuat Osaka mencatat sejarah sebagai petenis pertama sejak Jennifer Capriati dari AS pada 2001 yang berhasil merebut gelar juara grand slam untuk kedua kalinya secara beruntun.
Osaka yang menggeser posisi petenis Simona Halep di peringkat puncak selama 48 minggu, juga menorehkan sejarah dengan tinta emas sebagai petenis Asia pertama yang bertengger di puncak ranking WTA. Keberhasilan menjadi juara Australia Terbuka 2019 membuat poin Osaka di daftar ranking WTA bertambah 200 poin.
Bukan itu saja, ia juga menjadi petenis termuda yang menduduki peringkat teratas dunia sejak Caroline Wozniacki dari Denmark yang berusia 20 tahun pada 2010.
Osaka meraih gelar juara Grand Slam pertama di AS Terbuka pada September 2018 lalu setelah di final menaklukkan harapan tuan rumah dan juga juara Grand Slam 23 kali, Serena Williams.
Tapi partai final yang berlangsung di Flushing Meadow itu diwarnai pertengkaran antara Williams dengan wasit Carlos Ramos yang memimpin pertandingan.
Suasana penyerahan tropi juara ketika itu pun berlangsung dalam suasana yang tidak nyaman bagi Osaka karena penonton terus berteriak mengolok-olok Ramos, membuat Serena merasa perlu untuk mengimbau kepada penonton agar tenang demi untuk menghormati Osaka, sang juara baru.
Tapi suasana di Rod Laver Arena tampak berbeda, setelah Osaka menghentikan perlawanan Kvitova setelah berjuang selama dua jam 27 menit di hadapan sekitar 15.000 penonton.
Editor: redaktur