DIDADAMEDIA, Bandung - Jason Ranti, duduk di kursi panas Pengadilan Musik edisi 29 untuk dibedah karyanya yang beraliran folk dan balada. Sosoknya yang 'sok' polos itu mampu memancing gelak tawa para coklat friends di Pengadilan Musik.
Pantauan di lokasi, dua jaksa penuntut umum, Budi Dalton dan Pidi Baiq pun tak kalah kocaknya dengan pancingan argumen yang terkadang nyeleneh. Namun tak jarang, beberapa pertanyaan pedas dilayangkan kepada terdakwa hinggga membuat Yoga (PHB) dan Ruly Cikapundung hadir sebagai pembela sigap memberikan statement untuk melindungi Jason.
Bahkan, sesekali mereka (jaksa dan pembela) menjadi adu argumen yang begitu sengit hingga Hakim yaitu Man Jasad harus memukul palu agar menengahi perdebatan yang tanpa akhir dalam program yang didukung penuh oleh DCDC tersebut.
Sang panitera, Eddi Brokoli harus turun tangan untuk menengahi perdebatan antara jaksa dan pembela.
Pengadilan Musik yang bertempat di Kantin Nasion Rumah The Panas Dalam, Jalan Ambon No. 8A, Bandung, nampak dipadati ratusan fans Jason untuk mendukungnya dalam menghadapi pertanyaan jaksa.
Solois yang menggunakan rompi terdakwa berwana hitam itu menegaskan dirinya bukan penyanyi, melainkan pendakwah kebangsatan bukan kebangsaan. Dalam persidangan, ia pun bercerita, tahun 2017 merupakan kelahiran album perdananya yakni 'Akibat Pergaulan Blues' dirilis oleh Demajors Record.
Di awal 2019, Jason tengah merilis video klip dari lagu 'Pulang ke Rahim Ibunya', ketika musisi folk lain kebanyakan berkutat tentang bagaimana indahnya memaknai hujan di sore hari, Jason justru memilih untuk mengangkat satu tema yang menyatakan bahwa hidup tidak baik-baik saja.
"Saya bekerjasama dengan produser Junior Soemantri, serta banyak oranglainnya, sejak 2017 hingga saat ini," ucap lelaki berambut gondrong di kursi panas, Jumat (25/1/2019) malam.
Harus diakui, memang tidak ada penawaran komposisi musik yang rumit di lagu Jason. Hingga seringkali menimbulkan kontroversi bagi penikmat musik. "Kan gak semua orang harus setuju dengan lagu yang saya buat, tapi kenapa mereka berpendapat itu sensitif kalau menurut saya tidak sensitif," imbuhnya.
Saking riuhnya penggemar, para coklat friends yang tidak kebagian masuk ke area maupun luar kota harus menonton secara streaming di www.djarumcoklat.com.
Sementara itu, Perwakilan DCDC, Gio Atap menyebut, awal tahun yang mengejutkan bagi DCDC mengingat banyaknya coklat friends yang hadir. Tercatat, booking passport di website resmi DCDC capai 700 an, jumlah tersebut melebihi Danila di akhir tahun.
"Ada 400 yang duduk dan 300 diri, jumlah tersebut belum yang berada di luar," ucapnya.
Gio pun mengaku tidak menjadwalkan secara khusus Jason untuk didakwa di awal tahun, namun bagaikan gayung bersambut justru menjadi bonus yang luar biasa dalam DCDC mengawali tahun. "Jason salah satu solois yang berprestasi, dan hadirnya dia jntuk dibenah secara detil oleh jaksa agar semua coklat friends mengetahui kapasitasnya," bebernya.
Gio pun menegaskan, bahwa lokasi pengadilan sejak episode 1-29 tetap di Kantin Nasion Rumah The Panas Dalam, Jalan Ambon No. 8A. "Ini tuh bagaikan sebuah acara sakral, jadi bagi coklat friends jangan takut untuk datang dan mungkin harus datang lebih awal dan cepat isi booking passpor karena terbatas waktunya agar kebagian duduk," pungkasnya.
Editor: redaktur