DIDADAMEDIA, Bandung - Film dokumenter 'Bali: Beats of Paradise' karya sutradara muda Indonesia Livi Zheng mendapat sambutan meriah di Korea Selatan setelah sempat membuat heboh di Amerika Serikat, Filipina bahkan Tiongkok.
Pensosbud KBRI Seoul, Purno Widodo kepada Antara London, Jumat mengatakan film itu tayang perdana di Korsel pada Korean National Museum of Contemporary History, Kamis (24/1/2019). Acara itu secara khusus mengundang Livi untuk memperkenalkan karya terbarunya melalui Private Preview dan diskusi bersama berbagai kalangan di Korsel.
Film bertemakan Gamelan Bali itu, diungkapkan sang sutradara menceritakan tentang perjalanan hidup Nyoman Wenten, seniman gamelan yang tinggal di Los Angeles, Amerika Serikat, bersama istrinya Naniek Wenten.
Kisah nyata sepasang suami istri asal Indonesia yang memiliki mimpi memperkenalkan gamelan Bali di dunia internasional menjadi inti cerita.
Livi Zheng, mengatakan filmnya melibatkan musisi terkenal di antaranya Judith Hill, penyanyi sekaligus pencipta lagu asal California dan I Wayan Balawan, gitaris jazz Indonesia asal Bali yang terkenal dengan Touch Tapping Style.
Dalam berbagai kesempatan Livi mengatakan film dokumenter diharapkan bisa menginspirasi generasi muda di masa sekarang yang berangsur-angsur mulai meninggalkan budayanya seiring perkembangan zaman. "Film ini juga salah satu cara untuk melestarikan kebudayaan Indonesia, terutama Gamelan," ujarnya.
Berbagai dukungan dan komentar positif berdatangan dari para penonton yang hadir. Cho Chang-ho, sutradara Korea yang berhasil membuat berbagai film sukses seperti The Peter Pan Formula (2006) and Lovers Vanished (2010) menyampaikan kekagumannya.
"Dalam diri saya tiba-tiba timbul keinginan mendalam untuk lebih mendengar musik ini (gamelan), serta dengan berbagai cerita dan filosofi yang terangkai di dalamnya," ucap Cho. "Saya merasa separuh hati saya sudah 'terbeli' oleh Indonesia," ujarnya.
Lain lagi komentar Christ Lee, jurnalis Sunday Times, salah satu surat kabar berbahasa Inggris di Korsel. "Saya merasa sangat tersentuh oleh film ini. Saya jadi merasakan Gamelan bagi orang Indonesia adalah hidup dan harmoni yang indah. Saya juga jadi ingin tahu lebih banyak mengenai Indonesia dan budayanya," tuturnya.
Duta Besar RI untuk Korea Selatan Umar Hadi yang berperan dalam produksi film menggarisbawahi arti penting 'Bali: Beats of Paradise'. "Film ini memiliki pesan tentang bagaimana menyadarkan masyarakat tentang pentingnya keberagaman, sifat adaptif tradisi yang kiranya dapat dipegang teguh seni dan budayanya," ujar Umar.
Selain kalangan film, media, dan akademisi, acara juga dihadiri para pemerhati Indonesia dan kalangan diplomatik. Tidak seperti film dokumenter umumnya, film ini diwarnai dengan ritme cerita berirama serta berujung pada kisah layaknya drama. Hal itu mengundang banyak ulasan positif dari pengamat film dan media.
Indonesia kaya akan beraneka ragam warisan budaya yang harus dijaga, dibanggakan dan dikembangkan oleh generasi muda. Hal itu juga yang menjadi salah satu kekuatan film ini.
Usai Private Preview, pihak Management Seoul Sky, berupa bangunan tertinggi di Korsel berbentuk monolit perak, mengundang Livi Zheng untuk memperkenalkan film tersebut kepada pengunjung observatorium pada pekan ini.
Tawaran ini tentu tidak disia-siakan. Sebuah prestis tersendiri untuk dapat menayangkan film besutan anak muda Indonesia di bangunan ikonik di Korsel tersebut. Film kebanggaan Indonesia ini rencananya akan tayang di bioskop di Korsel pada awal April dan di bioskop di Indonesia pada akhir Juni mendatang.
Editor: redaktur
Film 'Bali: Beats of Paradise' Disambut Meriah di Korea Selatan
