DIDADAMEDIA, Bandung - Bagi Zalnando, Sriwijaya FC adalah klub yang tak akan pernah dihapus dari memorinya. Pemain berusia 22 tahun itu bisa berkembang berkat Laskar Wong Kito.

Meski berasal dari Cimahi, Jawa Barat, karier sepak bola Zalnando tidak dimulai di Persib Bandung, klub yang dicintainya sejak kecil, melainkan Sriwijaya FC. Zalnando menapak karier di sana dari level kelompok usia, tepatnya di tim U-21.

Setelah dimatangkan di tingkat junior, dia kemudian naik kelas ke tim senior Sriwijaya FC pada 2016, tepatnya di ajang Indonesia Soccer Championship (ISC). Lebih kurang enam musim Zalnando membela klub berjuluk Laskar Wong Kito itu.

Dalam kurun waktu tersebut, ada banyak hal yang ia dapat, sebagai modal dan pengalaman berharga baginya membela Persib, klub yang dibelanya musim ini.

"Ya, kalau di sana kan ya di bilang enam tahun dari junior. Tiga tahun, tiga musim di Sriwijaya ya depan pelajarannya bertemu dengan orang-orang baru, senior-senior baru, saya  bisa dapat ilmunya dari sana Alhamdulillah," ujarnya.

"Tapi yang di sini juga senior, juga ada eks, kan ada bang Supardi jadi gak terlalu canggung. Enak-enak (menyambut baik) juga seniornya di Persib," terang Zalnando.

Soal tekanan, Zalnando mengakui, di Sriwijaya FC pun tekanan yang dirasakannya cukup besar. Hanya menurutnya di Persib jauh lebih berat.

Namun itu sudah masuk dalam perhitungannya ketika menerima tawaran bergabung bersama Persib. Baginya tekanan di Persib adalah tantangan baru dalam perjalanan kariernya sebagai pesepakbola.

"Di sana tekanannya sama, tapi tekanan di sini masih besar, karena Bobotoh kan pasti menuntut untuk terus tampil baik. Jadi tantangan buat saya," tegasnya.

Editor: redaktur